Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Vaksin Covid-19 Hasil Kerja Sama dengan Sinovac Biotech China akan Dijual Rp 200 Ribu Per Dosis

Satu orang akan mendapatkan dua dosis vaksin agar kebal dari virus corona. Vaksinasi harus dilakukan terhadap 170 juta masyarakat Indonesia.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
NICOLAS ASFOURI / AFP
Foto diambil pada tanggal 29 April 2020 ini. seorang ilmuwan melihat sel-sel ginjal monyet saat melakukan tes pada vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 di dalam laboratorium Cells Culture Room di fasilitas Sinovac Biotech di Beijing. Sinovac Biotech, yang melakukan salah satu dari empat uji klinis yang telah disetujui di China, telah mengklaim kemajuan besar dalam penelitiannya dan hasil yang menjanjikan di antara monyet. 

Selain dengan Sinovac, kerja sama pengadaan vaksin juga dilakukan dengan sejumlah produsen vaksin dunia. Kerja sama ini seiring dengan tingginya kebutuhan terhadap vaksin corona.

Dengan asumsi satu orang dapat dua dosis, artinya Indonesia butuh 340 juta dosis vaksin. Karena itu kerja sama harus dilakukan dengan beberapa produsen vaksin.

Sebab, tidak mungkin satu produsen bisa memasok kebutuhan Indonesia yang besar.

"Karena mereka juga suplai ke negara lain yang membutuhkan," kata Honesti.

Maka, pemerintah kemudian mencari akses seluas-luasnya kepada pemasok. Selain dengan Sinovac, Indonesia juga bekerja sama dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab, G42, yang juga tengah melakukan uji klinis tahap ketiga dengan Sinopharm, China.

Baca: Kementerian Kesehatan Siapkan Bogor sebagai Lokasi Uji Coba Vaksin Covid-19

Indonesia dan UEA memiliki komitmen sementara pengadaan vaksin sekitar 10 juta dosis pada Desember 2020.

Ada pula kerja sama dengan CanSInoBIO, AstraZeneca dan Novavax serta lembaga internasional CEPI dan GAVI untuk produksi di dalam negeri.

Terkait kehalalan vaksin, Honesti mengaku telah melakukan audiensi dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hasilnya, ia sebut menggembirakan.

"Dari Pak Wapres arahannya cukup menggembirakan. Seandainya vaksin ini halal, bagus. Itu yang kita tunggu. Tapi, seandainya belum (halal), dalam kondisi pandemi bisa diberikan vaksinasi. Nanti, jadi bagian Komisi Fatwa untuk mendukung program vaksinasi berikutnya," ujarnya.

Sesuai arahan Wapres, kata Honesti, nantinya akan dibentuk tim bersama yang terdiri dari Bio Farma, Kementerian BUMN, BPOM, Komisi Fatwa MUI, LLPOM, MUI, BPJPH, serta Sucofindo dan Surveyor Indonesia.

Tim bersama akan memproses sertifikasi halal.

"Nanti juga akan ada audit BPOM ke Beijing untuk melihat proses produksi apakah memenuhi kaidah standar produksi vaksin," jelasnya.(tribun network/mam/dod)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved