Virus Corona
Dalam 10 Hari 1.254 Orang di Indonesia Meninggal Akibat Corona, Ini Kekhawatiran Epidemiolog
Dicky mengingatkan penguatan testing dan tracing, tidak bisa juga hanya dilakukan di satu atau dua daerah saja.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mengumumkan adanya penambahan 4.465 kasus baru positif virus corona pada Rabu (23/9/2020).
Dikutip dari data covid.go.id, dengan adanya penambahan tersebut, total jumlah kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai 257.388.
Dari jumlah tersebut, jumlah pasien sembuh tercatat bertambah 3.660 orang, sehingga total menjadi 187.958 orang.
Namun, di sisi lain angka kematian akibat virus corona pun bertambah. Hari ini dilaporkan bertambah 140 kasus kematian, sehingga totalnya ada sebanyak 9.977 kasus.
Terkait kematian akibat Covid-19, selama 10 hari terakhir atau periode 14-23 September, angkanya tercatat mencapai 1.254 orang.
Baca: Cerita Penggali Kubur di Tangsel, Jenazah Korban Covid-19 yang Dimakamkan Terus Bertambah
Berikut rinciannya:
- 14 September - 118 orang
- 15 September - 124 orang
- 16 September - 135 orang
- 17 September - 122 orang
- 18 September - 114 orang
- 19 September - 112 orang
- 20 September - 105 orang
- 21 September - 124 orang
- 22 September - 160 orang
- 23 September - 140 orang
Dari rincian tersebut, diketahui rata-rata kematian di Indonesia akibat Covid-19 dalam kurun waktu 10 hari terakhir adalah 125 orang per hari.
Jumlah 1.254 orang yang meninggal dalam rentang 10 hari, melebihi separuh dari total korban meninggal selama 31 hari pada bulan Agustus, yakni 2.286 orang.
Lantas, apa yang bisa dilakukan agar korban jiwa tidak semakin banyak?
Pemerintah
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan meningkatnya angka kematian akibat Covid-19 merupakan tanda kegagalan pengendalian pandemi di suatu wilayah.
"Artinya, kita harus mengevaluasi strategi penendalian. Karena, ketika kematian itu terjadi, dan apalagi tren kematian di Indonesia meningkat, menunjukkan jika strategi yang dilakukan tidak tepat," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/9/2020).
Dicky menilai saat ini evaluasi terhadap strategi pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia tidak bisa ditunda lagi.

Dia menyebut tingginya angka kematian menunjukkan strategi pengendalian yang dilakukan kalah cepat dengan kecepatan penularan virus corona.
"Maka respons kita harus cepat, terutama untuk melakukan deteksi dini dalam bentuk peningkatan kapasitas testing dan tracing. Bila itu tidak dilakukan, berarti kita mengabaikan banyak kesakitan dan kematian yang terjadi," ujar dia.