Minggu, 5 Oktober 2025

Syekh Ali Jaber Ditikam

Fahri Hamzah Bandingkan Penikaman Syekh Ali Jaber dengan Wiranto: Peristiwa Rawan Reaksi Balasan

Insiden penikaman yang dialami Ulama dan Pendakwah Syekh Ali Jaber menuai perhatian publik, tak terkecuali para tokoh politik.

Tribunnews.com/Chaerul Umam-Tribunlampung.co.id/Deni Saputra
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah menanggapi soal indisen penikaman terhadap Pendakwah Syekh Ali Jaber (Kolase Tribunnews.com). 

TRIBUNNEWS.COM - Insiden penikaman yang dialami Ulama dan Pendakwah Syekh Ali Jaber menuai perhatian publik, tak terkecuali para tokoh politik.

Satu di antaranya adalah Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah.

Melalui akun Twitter resminya, Fahri mengatakan, penikaman terhadap Syekh Ali Jaber adalah peristiwa berulang.

Oleh karena itu, ia meminta aparat penegak hukum untuk mengungkap kasus ini sejelas-jelasnya ke publik.

Fahri pun merasa prihatin dengan kejadian yang menimpa Syekh Ahli Jaber.

Sebab, bagaimana mungkin seorang yang menyampaikan pesan damai dan persatuan akhirnya menjadi korban penganiayaan oleh orang tak dikenal.

Baca: Terkait Kasus Penusukan Syekh Ali Jaber di Lampung, Mahfud MD: Pelaku adalah Perusak Kebersatuan

Baca: Ditusuk Saat Hadiri Pengajian, Syekh Ali Jaber Beberkan Sejumlah Kejanggalan Soal Sosok Pelaku

"Yth Mabes Polri, (@DivHumas_Polri ). Penikaman Syaikh Ali Jaber adalah momen penting untuk membuka terang apa sebetulnya yg membuat peristiwa seperti ini berulang?"

"Apakah ini prilaku wajar? Apakah tuduhan orang gila kepada pelaku itu wajar? Apapun, ini harus dibuka lebar."

"Sangat memprihatinkan bahwa seorang ulama seperti Syekh Ali Jaber yang menyampaikan pesan damai dan persatuan akhirnya menjadi korban."

"Pelaku harus diperiksa tuntas (termaauk oleh psikolog), jika ada dalang maka pun harus menerima akibat dari perbuatannya yang jahat ini," tulis Fahri.

Fahri Hamzah mengungkapkan, bahwa ada beberapa pihak yang menilai peristiwa ini sebagai pengalihan isu yang dilakukan untuk menutupi kasus lain.

Kendati demikian, menurut Fahri, di zaman sekarang ini, orang bisa dengan bebas membuat persepsi.

"Ada tuduhan sebagian kalangan bahwa peristiwa seperti ini adalah semacam “interupsi” rutin yang dilakukan agar peristiwa lain tertutup."

"Zaman begini orang bebas saja menduga tapi tugas aparat hukum negara adalah membuka apa sebenarnya yang terjadi. Jangan ada sisi gelap lagi," lanjut dia.

Baca: Kehidupan Alfin, Tersangka Penikam Syekh Ali Jaber, Sering Pindah dan Jarang Membaur

Fahri kemudian membandingkan dengan kasus penikaman terhadap Wiranto pada tahun 2019 lalu.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved