Selasa, 7 Oktober 2025

Eksklusif Tribunnews

Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Totalitas Perangi Corona: Sirene Ambulans Bikin Suasana Mencekam

Kalau di daerah operasi, kita bisa kendalikan operasi karena kita bisa mengontrol, di sini kita nggak bisa kontrol dengan mudah.

TRIBUN/DANY PERMANA
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo berbincang dengan redaksi Tribun Network di Jakarta, Senin (7/9/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Seandainya masyarakat tak punya daya beli dan kemampuan mendapat makanan berkualitas, maka imunitas turun, akhirnya malah terpapar covid. Jadi sudah terkapar PHK, akhirnya terpapar covid.

Presiden tekankan keduanya sangat penting. Tapi presiden tegaskan masalah kesehatan tetap harus didahulukan selangkah. Inilah pentingnya kebijakan dari pemerintah pusat yang selalu disampaikan pak presiden, silakan injak remnya kalau ada peningkatan kasus, kalau bisa dikendalikan itu silakan tekan pedal gas.

Jadi antara pedal gas dan rem ini bisa diatur dengan seimbang.

Baca: Doni Monardo Ungkap Kendala Lakukan Tes PCR 30 Ribu Per Hari

Ada pesan khusus kepada pemerintah daerah yang kasus positif meningkat?

Daerah yang perlu focus. Sekarang, angka tertinggi di Jakarta. Satu setengah bulan lalu, angka tertinggi yaitu di Jawa Timur. Tapi Jatim sudah bisa terkendali. Bantuan TNI/Polri di daerah baik. Pangkogabwilhan II sudah diminta Pak Presiden berkoordinasi di Surabaya Raya. Di Jakarta sendiri kemampuan testing tinggi. Kemudian angka kasusnya otomatis jadi lebih tinggi.

Kemudian sedikit agak kita kuatirkan bed occumpancy rate rumah sakit yang meningkat. Kita kerjasama dengan kemenkes, dinkes DKI dan tim yang ada untuk mengurangi beban rumah sakit.

Kita punya RS Darurat Wisma Atlet yang juga mampu menerima pasien kondisi ringan dan sedang. Kita harapkan pasien-pasien RS rujukan yang sudah mendekati sembuh bisa digeser ke RSD sehingga beban bisa berkurang. Ini supaya para dokter punya kesempatan rileks atau istrirahat.

Apakah daya tampung di RSD Wisma Atlet masih cukup?

Dari beberapa masukan kepada kami, salah satu faktor yang membahayakan para dokter adalah masalah kelelahan. Termasuk juga siapkan flat 4 dan 5 di RSD Wisma atlet untuk tampung pasien isolasi mandiri yaang orang tanpa gejala (OTG) dimana mereka secara aturan tak mungkin isolasi mandiri di rumah.

Rekomendasi dr puskes mereka bisa dirawat di Flat 4 dan 5 Wisma Atlet. Namanya bukan RS, tapi Flat Isolasi Mandiri Kemayoran. Ada RSD Wisma Wtlet. Manajemen berbeda walaupun 1 wadah di bawah kendali Puskes TNI.

Ustaz Muhammad Nur Maulana bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo di Graha BNPB
Ustaz Muhammad Nur Maulana bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo di Graha BNPB (istimewa)

Ada RSD Wisma Atlet flat karantina untuk WNI yang kembali dari luar negeri, di samping juga hotel-hotel. Total nasional sudah capai 150 ribu orang warga yang pulang dari luar negeri. Khusus mereka yang diperiksa melalui swab PCR itu ada 2000 orang yang positif Covid.

Usai bertugas di kemiliteran 58 tahun. Anda masih ada 1 tahun lagi. Dan pergantian puncak pimpinan TNI sebentar lagi. Apakah bapak berminat menjadi Panglima TNI?

Saya prajurit, apa pun tugas yang diberikan oleh negara, saya akan lakukan yang terbaik. Saya sudah pernah jadi Danpaspampres di era Pak SBY, sebelumnya jadi komandan di sejumlah unit di paspampres mulai dari jamannya Gus Dur termasuk Bu Mega. Jadi Saya sudah terbiasa hadapi tugas-tugas yang dberikan.

Bagi saya pangkat dan jabatan itu adalah kehormatan, ketika negara beri tugas apa pun, maka itu reputasi tertinggi yang saya alami.

Apa pesan-pesan anda kepada masyarakat luas?

Masalah kebersamaan ini sangat penting. Covid ini bisa dihadapi apabila kita bersama-sama selesaikannya. Sama-sama disiplin. Satu orang bagus, yang lain tidak bagus, maka cepat atau lambat yang tidak disiplin itu bisa tulari yagn lain. Kesadaran pribadi penting tapi kesadaran kolektif juga sangat penting. Kita kompak, belum tentu bsiaselesaikan covid apalagi kita tak kompak.

Kebersamaan, gotong royong, persatuan adalah modal utama kita dalam menangani covid ini. Kita tak tau covid sampai kapan, dibutuhkan stamina yang kuat, dibutuhkan juga daya tahan tinggi. Dan kita juga saling hibur satu sama lain, saling beri support, tak perlu saling salahkan, saling bantu, saling lengkapi kekurangan yang ada, dan insya Allah Indonesia mampu atasi covid dengan lebih baik.(nic/amb)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved