Soal Pembelajaran Jarak Jauh, Menteri Nadiem Diminta Banyak Turun Lapangan
Banyak guru dan siswa yang hanya kaku melakukan pembelajaran hanya untuk menyelesaikan silabus kurikulum.
Bahkan tak sedikit, orang tua siswa ada yang berurusan dengan hukum hanya karena ingin sang anak memiliki handphone untuk dapat mengikuti PJJ.
"Jadi ada bapak yang nyuri handphone, dan itu sebenarnya dia kirim surat bahwa hanya pinjam sementara tapi kan tanpa sepengetahuan," katanya.
Makanya, dia berharap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk sering turun ke lapangan memantau situasi pendidikan saat ini.
Bukan hanya lebih banyak berdiam diri di kantor.
"Nadiem kami menilai tidak sering turun ke lapangan, kurang terjun ke lapangan makanya tidak tahu situasi Indonesia. Supaya Nadiem tahu situasi Indonesia, sering ke lapangan. Itu saran saya," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Ferdi juga meminta para peserta coaching clinic yang diikuti oleh para tenaga ahli dan staf ahli Golkar memiliki kompetensi yang memadai jika serius untuk mencalokan diri pada pemilu legislatif akan datang.
Menurutnya, kompetensi merupakan salah satu kunci keberhasilan menjadi anggota dewan. "Kalau punya kompetensi anda akan dicari,"katanya.
Ferdi mengaku bisa langgeng di senayan karena memiliki hubungan jangka panjang dengan para pemilihnya.
Ferdi duduk di senayan kali ini sudah merupakan periode yang kelimanya. Politisi dari daerah pemilihan Jawa Barat ini sudah di senayan sejak pemilu 1999.
"Kita tawarkan ke masyarakan hubungan jangka panjang. Ada yang nanya ke saya visi-misi, ya kayak Amerika Serikat saja. Cukup perbanyak silaturahmi dan berkunjung (ke konstituen) saja," tuturnya.
Dia pun berpesan jika ingin menggarap pemilih-pemilih milenial, sebaiknya tidak terjebak pada gaya saja.
Menurutnya, anak-anak milenial sekarang ini perlu pendekatan yang lebih jitu.
"Saya dulu merupakan Panja pemberantasan narkoba. Di republik ini, ternyata tolong diingat baik, 31 persen narkoba karena tidak ada kegiytan. Itu yang ditangkap oleh kita semua dan hari ini rakyat Indonesia haus kegiatan. Jadi tidak semua juga (politik) bergantung uang," jelas Ferdi.