Senin, 29 September 2025

Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Dijadikan Permanen, Komisi X: Tidak Realistis

Abdul menilai apabila PJJ dijadikan permanen di seluruh Tanah Air sangatlah tidak mungkin dan tidak realistis.

SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Guru memantau tatap muka Kepala Sekolah, Wali Kelas dengan wali murid melalui video confrence dalam pembagian rapor online, Kamis (25/6). Video confrence disela pembagian rapor online itu sebagai evaluasi pembelajaran daring antara pihak sekolah dengan orang tua siswa atau wali murid. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fraksi PKS Abdul Fikri Faqih angkat bicara soal sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang akan dijadikan permanen oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Abdul menilai apabila PJJ dijadikan permanen di seluruh Tanah Air sangatlah tidak mungkin dan tidak realistis.

Alasannya PJJ sendiri merupakan budaya baru yang muncul akibat pandemi Covid-19.

Baca: Dokter PPDS Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Meninggal Akibat Covid-19

Baca: Berikut 7 Hal yang Harus Diperhatikan Guru dan Murid Saat Pembelajaran Jarak Jauh

"Kalau semua jadi PJJ, saya kira tidak mungkin dan tidak realistis. Karena daring ini budaya baru," ujar Abdul, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (6/7/2020).

Menurutnya yang bisa cepat menyesuaikan dengan sistem PJJ adalah penduduk kota.

Padahal, fakta di lapangan memperlihatkan bangsa Indonesia yang tinggal di kota dan memiliki budaya kota (urban culture, - red) maksimal hanya 20 persen saja.

Oleh karenanya, Abdul menegaskan tidak realistis secara geografis dan demografis apabila sistem PJJ nantinya dipermanenkan.

"Sedang 80 persen masyarakat kita tinggal di daerah pedesaan (rural area, - red) dengan segala habituasinya. Sehingga kalau PJJ ini dipermanenkan untuk semua, ini tidak realistis secara geografis maupun demografis," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan pandemi Covid-19 telah mengubah peta jalan dan sistem pendidikan di tanah air.

Oleh sebab itu, Nadiem menyebut pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam dunia pendidikan dapat diterapkan selamanya meski pandemi Covid-19 telah berakhir.

"Pembelajaran jarak jauh, ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model," kata Nadiem saat rapat dengan Komisi X DPR secara virtual, Jakarta, Kamis (2/7/2020).

Menurut Nadiem, pelajar, guru, hingga kepala sekolah saat ini memang masih mengalami kesulitan dalam penerapan PJJ, karena sebelum-sebelumnya dilakukan tatap muka di sekolah.

"Jadi kesempatan kita untuk melakukan berbagai macam efisiensi dan teknologi dengan software, dengan aplikasi dan memberikan kesempatan bagi guru, kepala sekolah, siswa melakukan berbagai macam hybrid model atau school learning management system," papar Nadiem.

"Ini merupakan sebuah tantangan dan ke depan akan menjadi suatu kesempatan untuk kita," sambung Nadiem.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan