Kinerja Menteri Jokowi
Masih Fokus Penanganan Covid-19 di Dapil, PAN Tak Pernah Sodorkan Nama Calon Menteri kepada Jokowi
Yandri Susanto juga menegaskan partainya tidak pernah menyodorkan nama kepasa Presiden Jokowi untuk dijadikan menteri Kabinet Indonesia Maju.
Rabu lalu, politikus Senior Amien Rais mengaku kasihan sekaligus tertawa melihat Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah-marah kepada para menterinya dan mengancam akan merombak kabinet (reshuffle) pada 18 Juni, pekan lalu.
"Saya terbit kasihan, terbit ketawa juga, kemudian seperti menepuk air didulang, terpercik muka sendiri juga," ujar Amien Rais, dari video yang diposting dalam akun Instagram pribadinya amienraisofficial.
Baca: Sebut Dirinya Guru Akting, Sujiwo Tejo Beri Cara Menilai Serius atau Tidaknya Kemarahan Jokowi
Baca: Kata Moeldoko Soal Isu Reshuffle hingga Sebut Kinerja Menteri Meningkat setelah Dimarahi Jokowi
Amien Rais menilai, kemarahan Jokowi ini bisa dilihat dari sejumlah kemungkinan. Ia menduga, Jokowi sedang bermain sandiwara politik.
"Pertama itu Pak Jokowi sedang bermain sandiwara politik. Itu dengan mengaduh-aduh, merintih-rintih, biar rakyat kembali menjadi mempercayai Pak Jokowi mencintai, beliau harus dibela," jelas mantan Ketua MPR RI itu.
"Jadi kesalahan fatal itu, kemarahannya Pak Jokowi itu kan terbatas, dipublikasikan, seluruh umat manusia tahu, akhirnya dunia malah jadi mengetahui," kata Amien Rais.
Melalui sandiwara itu menurut Amien Rais, Jokowi ingin mendapat simpati rakyat ketika menyalahkan para menteri yang dipilihnya bersama tim.

Amien Rais mengingatkan Jokowi untuk fokus guna mempebrbaiki kinerjanya. Jika memang ingin merombak kabinet, maka lakukan segera tanpa mengulangi kesalahan yang sama saat memilih jajaran pembantunya.
Karena kata dia, jika Jokowi kembali salah memilih, maka nasibnya akan sama seperti Presiden kedua RI Soeharto saat di akhir kekuasaannya.
"Kalau mau reshuffle ya reshuffle, tapi jangan pilih yang begitu lagi. Dan harus cepat. Kalau tidak, ya sudah begini apa adanya. Tapi saya ingatkan ya pada Pak Jokowi itu, ya. Lihatlah nasib Pak Harto dulu," ucap Amien Rais.
Baca: Menkes Terawan Hentikan Sesi Tanya Jawab di RS Dr Oen Solo Saat Ditanya Isu Reshuffle
Baca: Jokowi Ancam Reshuffle, Fadli Zon Sarankan Dua Kementerian Ini Jadi Prioritas
Sejak semula kabinet itu dipilih, Amien Rais melihat hampir sepertiga menteri itu, tak punya sifat kerakyatan.
Dia mencontohkan, ketika seorang CEO ojek online tiba-tiba dipilih untuk mengurusi kementerian besar, Kementerian pendidikan nasional.
Kemudian juga ketika sosok pembeli saham klub sepak bola Inter Milan, dan klub-klub bola basket dalam dan luar negeri, tiba-tiba jadi mengurusi BUMN.
Amien Rais juga menyoroti sosok yang merasa dirinya menjadi superminister atau super menterI, merasa tahu semuanya.
"Ada lagi yang merasa menjadi superminister, merasa tahu semuanya, memborong, dan lain-lain. Ini tidak sehat, begitu," jelas Amien Rais.
Dia berharap, jika benar akan melakukan perombakan kabinet, maka Jokowi jangan menguLang kesalahan yang sama. Jika itu kembali terjadi, maka Jokowi akan bisa bernasib seperti Soeharto di akhir kekuasaanya.
"Pak Harto itu 32 tahun berkuasa. Semua menterinya hanya mengiya-iyakan, memuji-muji, tidak ada menteri yang tidak memuji. Sehingga terbuai. Tapi ketika gerakan rakyat sudah mengepung kekuasaan, sepertinya Pak Harto sulit bertahan, semua menterinya itu meninggalkan Pak Harto," ucap Amien Rais. (tribun network/mal/sen/dit)