Minggu, 5 Oktober 2025

KRONOLOGI 2 ABK WNI Terjun di Laut Kabur dari Kapal Ikan Berbendera China, Sempat Dilintasi Hiu

Kronologi lengkap dua ABK WNI yang kabur dari kapal ikan berbendera China dengan terjun di laut, sempat dilintasi hiu sebelum ditemukan nelayan.

Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Daryono
Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV
Kronologi 2 ABK WNI Terjun di Selat Malaka Kabur dari Kapal Ikan Berbendera China, Sempat Dilintasi Hiu. 

Sehingga saat melakukan pekerjaan, seluruh ABK mendapatkan tekanan dan penyiksaan.

Di mana tindakan tersebut berpengaruh pada kondisi psikologis para ABK, terutama Reynalfi dan Andri.

"Kalau sudah terpenuhi, kemudian gantian dengan ABK berikutnya," jelas Kombes Arie.

"Kalau dapat hiu jadi satu kelompok, dapat ikan yang kecil-kecil dibuang atau dibuat makanan, kalau salah ambil ikan mereka mengalami pemukulan."

"Mereka mengalami tekanan dan penyiksaan secara fisik maupun psikis," imbuhnya.

Reynalfi (22) dan Andri Juniansyah (30) saat berada di Polsek Tebing, Sabtu (6/6/2020). Keduanya nekat terjun dari kapal ikan asal Republik Rakyat Tiongkok, di tempat mereka bekerja. Setelah berhasil kabur, mereka ingin segera pulang ke rumah dan bertemu keluarganya
Reynalfi (22) dan Andri Juniansyah (30) saat berada di Polsek Tebing, Sabtu (6/6/2020). Keduanya nekat terjun dari kapal ikan asal Republik Rakyat Tiongkok, di tempat mereka bekerja. Setelah berhasil kabur, mereka ingin segera pulang ke rumah dan bertemu keluarganya (TRIBUNBATAM.ID/ELHADIF PUTRA)

Selama bekerja, dua ABK WNI tidak mendapatkan gaji sepeserpun.

Karena menurut Kombes Arie, skenario yang diceritakan sudah sesuai dengan sindikat perdagangan orang.

Awalnya, Reynalfi dan Andri hanya berniat untuk mencari pekerjaan di luar negeri.

Suatu hari, keduanya ditawarkan pekerjaan oleh sebuah badan pelatihan.

Baca: Dua ABK WNI Nekat Loncat dari Kapal China, Mengaku Tak Betah hingga Belum Terima Gaji

Pekerjaan ini nantinya akan menghasilkan gaji sekira Rp 50 juta setiap bulannya.

Disebutkan dua ABK WNI ini akan dipekerjakan di area Asia Pasifik, seperti Korea atau Hong Kong.

"Memang tidak digaji, skenarionya memang sudah sindikat ini perdagangan orang," ungkap Kombes Arie.

"Mereka ditawarkan oleh sebuah lembaga pekerjaan dengan iming-iming gaji kurang lebih Rp 50 juta ditawarkan di Asia Pasifik," lanjutnya.

Kondisi Reynalfi dan Andri, 2 ABK WNI yang terjun ke laut kabur dari kapal ikan berbendera China saat dilakukan rapid test sebelum dimintai keterangan.
Kondisi Reynalfi dan Andri, 2 ABK WNI yang terjun ke laut kabur dari kapal ikan berbendera China saat dilakukan rapid test sebelum dimintai keterangan. (Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV)

Sebelum berangkat kerja, Andri dan Reynalfi diminta untuk membayarkan uang sejumlah Rp 50 juta.

Uang tersebut guna pembuatan dokumen seperti paspor dan buku pelaut yang memang harus dimiliki oleh ABK.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved