Virus Corona
Virus Corona yang Masuk ke Indonesia Ternyata Bukan Kategori Utama Covid-19, Ini Maksudnya
Para ilmuwan dan ahli kesehatan di Indonesia pun masih terus meneliti tentang virus corona ini.
Menteri Riset dan Teknologi Indonesia Bambang Brodjonegoro mengungkap jenis virus corona yang ada di Indonesia bukan kategori utama.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menristek mengungkapkan bahwa virus corona yang masuk ke Indonesia bukan kategori utama Covid-19.
Kasus positif virus corona di Indonesia masih terus bertambah hingga kini.
Hal tersebut membuktikan masih adanya penularan dan penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Para ilmuwan dan ahli kesehatan di Indonesia pun masih terus meneliti tentang virus corona ini.
Dari hasil penelitian tersebut ada penemuan terbaru tentang virus Corona kini masuk ke Indonesia.
Menteri Riset dan Teknologi Indonesia dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengungkapkan jenis virus corona yang ada di Indonesia tidak masuk kategori utama.
-
Baca: Rocky Gerung: New Normal Artinya Dinormal-normalkan Sesuatu yang Sebetulnya Belum Normal
-
Baca: Tuliskan Watak Setiap Tokoh pada Drama Kisah Pemulung dan Penjual Bakso! Soal & Jawaban SD Kelas 4-6
Bambang mengatakan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman telah mengirimkan whole genome secuencing virua corona dari Indonesia ke lembaga GISAID.
"Eijkman sudah mengirim yang namanya Whole Genome Secuencing ya, ada 3 yang pertama dikirim. Ternyata tiga-tiganya hanya tidak tergolong yang disebut sebagai kategori utama dari Covid-19," ujar Bambang saat diskusi webinar, Selasa (2/6/2020) dikutip dari Tribunnews.com.
Bambang mengatakan GISAID membagi virus corona menjadi tiga kategori yakni S, G, dan V.
Virus corona yang berasal dari Indonesia tidak masuk dalam kategori tersebut.
Dirinya mengatakan virus corona di Indonesia dinyatakan masuk dalam jenis lain-lain.
"Dia masuk kategori lain-lain sehingga memang di GISAID sendiri sedang dilakukan analisa lebih dalam apakah nantinya kategori virus itu harus diperbanyak. Tidak hanya tiga seperti yang mereka analisa saat ini," ungkap Bambang.
Menurut Bambang penularan virus corona bahkan lebih cepat dibanding virus SARS.
Padahal virus corona tidak ditularkan melalui airborne, melainkan melalui droplet.