Tiga Sudut Pandang dalam Melihat The New Normal: Habitus Baru Dorong Efek Domino
New Normal memengaruhi dan sekaligus memunculkan cara hidup, cara berpikir, berkomunikasi, bertindak dan sekaligus berperilaku baru
Dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta, katanya, Indonesia harus optimistis dalam mewujudkan ketahanan pangan, air dan energinya termasuk energi baru terbarukan serta ketahanan ekonomi lainnya.
Sedangkan “New Normal Yang Sebaiknya” terbentuk karena pemerintah dan masyarakat Indonesia dihadapkan pada persoalan pilihan antara “New Normal Yang Sesungguhnya” atau “New Normal Yang Seharusnya”.
Pilihan ini merupakan hasil kompromi berdasarkan kondisi ideal dan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terkait hubungan antara manusia dan lingkungannya.
Habitus Baru dalam New Normal ini ditandai dengan tercapainya kompromi harmoni antara “New Normal Yang Seharusnya” dan “New Normal Yang Sesungguhnya”.
“Belajar dari pandemi Covid-19, lingkungan bersih dan sehat sangat penting. Oleh karena itu,sikap abai masyarakat Indonesia terhadap lingkungan hidupnya akan diganti dengan habitus baru yang akan berujung pada terwujudnya Indonesia sebagai rumah bersama atau sebagai periuk nasi bersama, yang harus dipelihara. Apa yang dilakukan Ibu Risma terhadap Kota Surabaya, misalnya, merupakan contoh yang baik dari habitus baru,” ujar Putut Prabantoro, yang juga Ketua Presidium Bidang Komunikasi Politik ISKA (Ikatan Sarjana Katolik Indonesia).
Memang dibutuhkan waktu untuk berubah, Putut mengingatkan, hingga memiliki habitus baru. Pada akhirnya masyarakat Indonesia menyadari membutuhkan lingkungan hidup yang sehat dan bersih. Sisi positip dari dampak Covid-19, masyarakat terpaksa menjaga kelestarian lingkungan hidupnya.