Ade Armando: Harusnya Din Syamsuddin yang Minta Maaf ke Publik
"Kalau saya diminta untuk menarik ucapan saya dan meminta maaf ke Din Syamsuddin saya menolak," ujar Ade
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akademisi Universitas Indonesia (UI), Ade Armando menolak untuk meminta maaf kepada Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin karena menyebutnya dungu.
Diketahui, Ade menyinggung nama Din Syamsuddin di akun Facebook-nya.
Baca: Menaker Ida Pastikan Tenaga Medis Hingga Relawan Covid-19 Dilindungi JKK
Dalam postingan itu, Ade menulis, "isu pemakzulan Presiden digulirkan Muhammadiyah. Keynote Speakernya Din Syamsudin, si dungu yang bilang konser virtual Corona menunjukkan pemerintah bergembira di atas penderitaan rakyat".
"Kalau saya diminta untuk menarik ucapan saya dan meminta maaf ke Din Syamsuddin saya menolak," ujar Ade ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (2/6/2020).
"Harusnya Din Syamsuddin yang meminta maaf ke publik dan pemerintah Indonesia menurut saya," kata Ade.
Ade meminta Din Syamsuddin untuk meminta maaf atas dua pernyataan yang bersangkutan.
Pertama, terkait pernyataan Din Syamsudin yang dianggap Ade menuduh pemerintah bergembira di atas rakyat yang menderita di tengah pandemi Covid-19, karena BPIP menyelenggarakan konser virtual penggalangan dana untuk membantu korban terdampak Covid-19 pada 17 mei lalu.
Kedua, Din Syamsuddin dianggap Ade telah menyatakan pemerintah Indonesia memenuhi syarat untuk dimakzulkan.
Pernyataan itu diungkap Din Syamsuddin dalam webinar 'Menyoal Kebebasan Berpendapat dan Konstitusionalitas Pemakzulan Presiden di Era Pandemi Covid-19'.
"Pak Din Syamsuddin sekarang sudah dua malah kasusnya kan. Pertama yang gembira itu, kedua pernyataan pak Din di webinar itu yang menyatakan bahwa pemerintah Indonesia sudah memenuhi syarat untuk dimakzulkan," ungkapnya.
"Ada dua pernyataan (Din Syamsuddin) yang menurut saya sangat harus dipertanggungjawabkan oleh dia di depan publik," imbuh Ade.
Selain itu, dia menilai Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah juga harus menanggapi pernyataan Din Syamsudin tersebut.
Karena baginya dua pernyataan itu menyebabkan semua pihak mempertanyakan kapasitas Din Syamsuddin sebagai tokoh yang diteladani di Muhammadiyah.
"Saya tidak akan menarik pernyataan bahwa pak Din itu dungu. Saya justru ingin mempertanyakan sikap Pemuda Muhammadiyah kalau seniornya dan orang yang diteladani di Muhammadiyah mengatakan hal seperti itu, apakah itu pantas. Jadi Pemuda Muhammadiyah juga harus memberikan respon terhadap itu," tandasnya.