Virus Corona
Pemerintah Diminta Selalu Imbau Warga tentang Potensi Gelombang Kedua Virus Corona
Pemerintah perlu membuat mapping atau pemetaan wilayah di setiap daerah (zona hijau, kuning, merah) yang selalu diperbarui
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan masyarakat dunia untuk bersiap menghadapi potensi munculnya kembali infeksi virus corona atau Covid-19.
Peneliti Lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ikram Masloman, meminta pemerintah mengantisipasi potensi Covid-19 gelombang kedua.
Baca: Izin Kegiatan di Rumah Ibadah Bisa Dicabut Jika Ada Penularan Virus Corona
Salah satunya dengan cara mengingatkan masyarakat terhadap potensi bahaya itu.
"Pemerintah dan tokoh masyarakat perlu selalu mengingatkan masyarakat jika protokol kesehatan tidak dipenuhi, maka selalu mungkin terjadi gelombang kedua serangan virus corona yang lebih berbahaya," kata dia, pada sesi pemaparan hasil survei, 5 Juni: Indonesia Mulai Bekerja Bertahap di 158 Wilayah, Sabtu (30/5/2020).
Menurut dia, pemerintah perlu membuat mapping atau pemetaan wilayah di setiap daerah (zona hijau, kuning, merah) yang selalu diperbarui agar pengawasan grassroot atau akar rumput berjalan dengan baik.
Untuk daerah yang membuka ekonominya, namun grafik kasus harianya masih tetap menanjak, maka wilayah itu dapat kembali melakukan pembatasan sosial.
Namun skalanya diperkecil di level RT/RW, desa, atau cluster tertentu saja.
"Tak perlu menutup kota atau seluruh wilayah," tambahnya.
Sebelumnya, l embaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan potensi 158 wilayah di Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua untuk kembali bekerja secara bertahap mulai 5 Juni 2020.
Peneliti LSI Denny JA, Ikram Masloman, mengatakan 158 wilayah itu sudah siap untuk bekerja kembali.
Warga bekerja dengan cara tetap melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.
Hal ini berdasarkan riset yang dilakukan oleh LSI Denny JA.
Riset dilakukan dengan metode kualitatif, yaitu studi data sekunder periode.
Tiga sumber data yang digunakan: Data Gugus Tugas, Data Worldmeter, dan data WHO.