Opini Tamu
Bencana Tiap Seratus Tahun dan New Normal
Situasi akibat Pandemi Covid-19 hari ini juga sudah terjadi 100 tahun silam. Dunia masuk dalam sebuah medan baru, dan kemudian menjadi new normal
Editor:
Yudie Thirzano
Hari-hari ini, kita sedang dipahamkan tentang New Normal itu. Semua masih berusaha gagap-gagap. Rogoh-rogoh. Menerka-nerka apa yang bakal terjadi ke depan ini. Seperti orang buta menerka-nerka apa yang berada di depannya.
Oleh: Alois Wisnuhardana*
TRIBUNNEWS.COM - SAYA agak terkejut ketika ada sebagian orang tak tahu ada flu spanyol 1918. Sebagian tahu, tapi tak tahu mendetail.
Sebagian lagi tahu atau pernah mendengar, tapi tak tahu bahwa flu itu tidak berasal dari Spanyol. Hanya karena media masalah nama itu disematkan. Ada juga yang tidak tahu bahwa pandemi ini juga melanda wilayah Hindia Belanda, cikal bakal Indonesia hari ini.
Pandemi influenza Covid-19 yang hari ini melanda seluruh kolong langit dan manusia yang hidup di dalamnya, rupanya juga sudah terjadi seratus tahun silam.
Seperti ada siklus yang berulang.
Saya membaca dan menelusuri lebih lanjut. Rupanya siklus itu tidak hanya terjadi dalam dua abad terakhir.
Baca juga: Virus Corona dan Sejarah Berulang, Apa yang Terjadi Setelah Wabah Berakhir?
Baca juga: Peran Signifikan Masyarakat Bagi Pemulihan
Jika kita meluaskan pandemi dalam arti luas, mengubahnya dalam pengertian bencana bagi manusia, siklus itu ternyata juga terjadi seratus tahun sebelumnya. Salah satu wilayah Hindia Belanda kala itu, justru menjadi episentrumnya.
Apa itu? Letusan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, NTB yang sekarang kita kenal.
Jika dibuat sekuens bencana itu ke belakang, maka urutannya menjadi begini: (1) Pandemi Covid-19 2020, (2) pandemi flu spanyol 1918, (3) letusan Tambora 1815.
Mengapa Tambora penting dimasukkan dalam sekuens ini? Karena letusan gunung itu juga menimbulkan penderitaan yang panjang dalam jangkauan yang amat luas.
Menimbulkan kekacauan pada rantai pasok makanan. Mengakibatkan kelumpuhan mobilitas manusia. Polanya sama dan sebangun dengan bencana virus influenza dua abad terakhir. Orang-orang dipaksa atau terpaksa tidak bisa ke mana-mana. Terkunci. Terlokdown.
Kita tahu tiap hari ada saja gunung meletus. Apalagi kita yang tinggal di Indonesia. Ibarat kata, orang Indonesia itu seperti duduk di atas lempeng api bumi yang membentuk cincin. Karenanya bentangan ini juga disebut “Ring of Fire”.