Jokowi Ingatkan Menterinya Agar Berhati-hati Terhadap Penurunan Industri Manufaktur
Indeks manufaktur Indonesia berada di level 27,5, lebih rendah dibandingkan Korea Selatan 41,6, Malaysia 31,3 Vietnam 32,7, Filipina 31,6.
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pandemi Covid-19 telah menekan pertumbuhan ekonomi, baik itu dari sisi produksi maupun permintaan.
Sejumlah industri mengalami kontraksi (penurunan), salah satunya industri manufaktur.
Indeks manufaktur Indonesia berada di level 27,5, lebih rendah dibandingkan Korea Selatan 41,6, Malaysia 31,3 Vietnam 32,7, Filipina 31,6.
Baca: Jubir Kemenhub: Tidak Ada Perubahan Aturan, Pelarangan Mudik Tetap Berlaku
Baca: Menhub Budi Karya Izinkan Moda Transportasi Operasi Lagi, Yunarto Wijaya : Alumni Covid Lupa Sejarah
"Ini hati-hati mengenai indeks manufaktur Indonesia. agar juga dicarikan solusi dan jalan agar kontraksi ini bisa kita perbaiki," kata Presiden dalam Rapat, Rabu, (6/5/2020).
Presiden meminta para menteri di bidang ekonomi memperhatikan betul industri mana saja yang mengalami penurunan. Industri yang mengalami penurunan yang sangat dalam, harus segera diberikan stimulus.
"Dan bisa mulai merancang skenario pemulihan di setiap sektor dan subsektor," katanya.
Sehingga nantinya menurut Presiden, industri tersebut tidak ikut menekan pertumbuhan ekonomi karena berkontribusi negatif.
Misalnya Industri pangan yang di kuartal pertama minus 0,31 persen, angkutan udara minus 0,08 persen, minyak gas panas bumi 0,08, industri barang logam komputer minus 0,07, penyediaan akomodasi minus 0,03, industri mesin dan perlengkapan minus 0,03.
"Begitu juga dengan angka dari sisi demand, sisi permintaan. Angka inflasi pada april 2020 tercatat 0,08 persen, sangat rendah bila dibandingkan pada periode bulan ramadhan pada tahun-tahun sebelumnya," pungkasnya.
Pertumbuhan Ekonomi Hanya 2,97 Persen, Jokowi: Masih Bagus Dibanding Negara Lain
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan pertama 2020 masih lebih baik dibandingkan negara lain.
Untuk diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama yakni hanya mencapai 2,97 persen.
Angka tersebut turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar 5,07 persen.
Baca: Jubir Kemenhub: Tidak Ada Perubahan Aturan, Pelarangan Mudik Tetap Berlaku
Baca: Nekat Mudik, 1.637 Pesepeda Motor Diminta Putar Balik Lagi ke Arah Jakarta
"Lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan di kuartal 4 2019 yang tumbuh 4,97 persen. walaupun hanya tumbuh 2,97 persen tapi dibandingkan dengan negara lain yang telah merilis angka pertumbuhannya kinerja ekonomi negara kita relatif masih baik," ujar Presiden dalam rapat, Rabu (6/5/2020).