Virus Corona
Perjuangan Pemudik Nekat Pulang Kampung, Sembunyi di Tumpukan Kerupuk hingga Bagasi Bus
Di tengah pandemi corona dan peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah, sejumlah warga nekat pulang kampung.
Petugas gabungan tersebut mencurigai mobil angkutan barang yang bak belakangnya ditutup terpal biru secara tidak rapi, dilansir dari Tribunnews.
Saat diperiksa, di bawah penutup terpal, petugas menemukan sekitar empat orang yang sedang tidur di angkutan barang tersebut.
Mereka pun diminta keluar dan ditanya apa keperluannya masuk kota Surabaya selama PSBB.
Kapolsek Tenggilis Mejoyo, Kompol Kristiyan Beorbel Martino, segera membawa warga tersebut ke kantor polisi untuk dimintai keterangan terkait kedatangan mereka ke Surabaya.
"Nanti ya. Untuk identitas masih didata dulu, termasuk keperluannya ke Surabaya apa," tandasnya. kata Kristiyan, Rabu (29/4/2020).
Sembunyi di bagasi bus
Beberapa hari terakhir, warganet dihebohkan dengan viral foto sejumlah pemudik nekat sembunyi di dalam bagasi bus agar terhindar dari razia petugas.
Seperti diketahui, pasca-penerapan pelarangan mudik antar wilayah sejak pada 24 April 2020, petugas memperketat pemeriksaan agar mencegah penyeberan corona.

Salah satunyt, di sebuah terminal di kawasan Ciledug Tangerang, Banten.
Dalam foto yang diungah di akun Twitter @akurommy, tampak para pemudik rela duduk dan berhimpitan dengan udara yang pengap di dalam bagasi bus tersebut.
Bagasi yang cukup luas itu diisi lima hingga enam orang. Sementara itu, pemilik akun memberi keterangan bahwa warga tersebut nekat hindari razia aparat PSBB.
Selain itu, mereka juga diduga rela merogok kocek sebesar Rp 450 ribu.
“ Nekat mudik Meski sudah dilarang oleh pemerintah, mereka nekat mudik. Untuk menghindari razia yang digelar aparat selama PSBB, mereka rela duduk di bagasi bus dengan ongkos Rp450 ribu. Foto diambil oleh sepupunya @saeval di Terminal Bus Ciledug, Jumat (24/4/2020) siang,” tulis akun @akurommy.
Sementara itu, pemilik bus PO SAN, Kurnia Lesani Adnan, menjelaskan, peristiwa itu terjadi di kawasan Ciledug.
"Kejadiannya di Ciledug, tapi bukan terminal resmi. Sebenarnya begini, bukan busnya saja, tapi penumpangnya yang memang sudah mau mudik. Artinya kemauan dari penumpang atau masyarakatnya," katanya.