Virus Corona
Wabah Covid-19 Sebabkan Jumlah Penderita Gangguan Jiwa Meningkat di Indonesia
Banyak masyarakat yang kesehatan jiwanya terganggu karena aktivitas perekonomian dan pekerjaannya terhenti.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 di Indonesia ternyata berdampak sangat luas. Bukan hanya soal kesehatan fisik hingga kegiatan sosial ekonomi yang terganggu, kesehatan jiwa masyarakat juga ikut terguncang.
Akibat pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang kesehatan jiwanya terganggu karena aktivitas perekonomian dan pekerjaannya terhenti.
”Yang terdampak bukan hanya pasien Covid-19, ODP (Orang Dalam Pemantauan), OTG (Orang Tanpa Gejala), PDP (Pasien Dalam Pengawasan), orang sehat pun terdampak.
Ada kelompok rentan petugas medis, termasuk beberapa kelompok lansia, anak remaja, beberapa kelompok lain termasuk orang gangguan jiwa.
Dampak Covid-19 ini luas, menyebabkan gangguan kesehatan jiwa,” kata Dirjen Pelayanan Kesehatan, Bambang Wibowo dalam peluncuran aplikasi Sehat Jiwa (Sejiwa) oleh pemerintah melalui video conference, Rabu (29/4).
Baca: Aji Santoso dan Seto Nurdiantoro Punya Hobi yang Sama, Kicau Mania
Baca: Pemerintah Bantu Bayar Bunga Kredit, Berikut Besarannya
Baca: Berita Persib - Angka 29 untuk Omid Nazari dan Dhika Bayangkara
Bahkan, kata Bambang, wabah Covid-19 membuat jumlah penderita gangguan jiwa di masyarakat bertambah dibandingkan dampak bencana-bencana lainnya. Meskipun, ia tidak menyebutkan angka pastinya.
”Kita perhatikan dampak Covid-19 ini, bandingkan misalnya dengan kasus lain, SARS dan dampak tsunami, wabah ini terjadi peningkatan gangguan kejiwaan dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. Dampak bencana ini demikian besar," jelas Bambang.
Maka dari itu, dengan layanan kesehatan Sejiwa yang diluncurkan pemerintah ia berharap bisa membantu konseling dan layanan kejiwaan bagi masyarakat yang terdampak Covid-19.
Aplikasi Sejiwa merupakan bagian pelayanan kesehatan jiwa bagi yang terdampak Covid-19.
"Sejiwa ini istilah dari layanan psikologi untuk kesehatan jiwa. Ini sangat penting karena masyarakat menghadapi situasi tidak menentu.
Ditambah lagi pemberitaan medsos yang banyak hoaks. Untuk itu kita harus mengambil inisiatif," kata Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.
Moeldoko menyebut persoalan Covid-19 tak hanya masalah kesehatan, namun juga psikologi.
Menurutnya, kondisi psikologi ini bisa mempengaruhi imunitas seseorang dalam menghadapi virus corona.
”Ada kecenderungan imunitas tubuh menurun yang pada akhirnya itu menyebabkan seseorang Covid-19. Waspada diperlukan tapi takut dan cemas jangan sampai terjadi," terangnya.
Moeldoko mengatakan, layanan Sejiwa akan berbentuk konseling dan edukasi.