Virus Corona
Pemerintah Prediksi Puncak Corona pada Awal Mei, Kasus Positif Bisa Capai 106 Ribu
Pemerintah memprediksi puncak pandemi virus corona (Covid-19) di Tanah Air akan terjadi pada awal Mei 2020.
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah memprediksi puncak pandemi virus corona (Covid-19) di Tanah Air akan terjadi pada awal Mei 2020.
Ketua Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan, puncak pandemi Covid-19 di Indonesia diprediksi terjadi awal Mei hingga awal Juni.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Kamis (16/4/2020).
Wiku mengatakan, prediksi tersebut dengan taksiran kasus positif sebanyak 95 ribu orang.
Ia menambahkan, bulan Juli diperkirakan masih akan terjadi penambahan kasus positif corona hingga mencapai 106 ribu orang.

Baca: 47.588 Warga DKI Jakarta Ikuti Rapid Test, 1.791 Diantaranya Positif Corona
Baca: Hikmah Covid-19, 467 Dinas Dukcapil Sudah Bisa Layanan Online
Baca: Bantu Tenaga Medis, Desainer Stephen Wongso dan Samuel Wongso Produksi APD
"Angka kasus (positif) pada saat puncak itu, secara akumulatif diprediksi mencapai 95.000 kasus," ujar Wiku.
Namun, bukan berarti kasus positif corona akan berhenti total pada Mei 2020.
Perkiraannya, terjadi penurunan kasus pada bulan-bulan berikutnya setelah melewati puncak wabah corona.
"Selama Juni-Juli, kasus konfirmasi positif (diprediksi) sudah akan mencapai 106.000 kasus," ungkapnya.
Wiku juga mengatakan bahwa angka yang diungkapkannya itu hanya prediksi alias belum pasti terjadi.
Pemerintah pun terus berusaha untuk memastikan agar kondisi di lapangan nantinya tak separah yang sudah diprediksi.
Ia berharap, pemerintah dapat menekan laju penambahan angka pasien positif Covid-19 di Indonesia.
Baca: Dito Ganinduto: Corona Ancaman Bersama, Harus Dilawan dengan Gotong Royong
Baca: Sebuah Penelitian Klaim 78 Persen Orang Positif Corona Tak Tunjukkan Gejala, hingga Ini Resikonya
Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam konferensi persnya, melalui YouTube Kompas TV.
Yurianto mengatakan, tercatat 407 kasus baru dari sebelumnya 5.516 kasus positif corona.
"Penambahan konfirmasi kasus positif 407 orang, total kasus menjadi 5.923," ujarnya di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Jumat (17/4/2020) pukul 15.30 WIB, dikutip dari Tribunnews.
Adapun kabar baiknya sebanyak 59 pasien yang dinyatakan sembuh.
Artinya, jumlah pasien sembuh totalnya menjadi 607, dari pasien sebelumnya sebanyak 548 pasien.
Baca: Titik Check Point Bakal Dijaga 24 Jam Untuk Awasi Warga Taati Aturan PSBB
Baca: Survei SMRC: Pemerintah Provinsi Cepat Tangani Wabah Corona 50 Persen, Pemerintah Pusat 43 Persen
Baca: Gubernur Yuriko Koike Umumkan 201 Kasus Baru Terinfeksi Covid-19 di Tokyo

Baca: Temuan Baru Peneliti: Virus Corona Menyebar ke Penjuru Dunia Melalui 3 Varian Berbeda
Sedangkan, kasus kematian masih terus meningkat.
Kini, jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona bertambah 24 kasus.
Sehingga total kasus kematian menjadi 520 kasus, dari sebelumnya 496 kasus.
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan jumlah kasus terbanyak.
Baca: Sempat Rilis Jumlah Kematian Akibat Corona, Wuhan Revisi Data Covid-19, Naik 50 Persen
Baca: UPDATE Corona 17 April 2020 di Indonesia: Total 5.923 Kasus Positif, 520 Meninggal, 607 Sembuh
Disusul dengan Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Sulawesi Selatan.
Dalam setiap konferensi persnya, Yurianto menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang telah mendukung untuk mengedukasi agar tetap diam di rumah.
"Terima kasih atas upaya masyarakat agar patuh bukan untuk dirinya tetapi untuk bersama."
"Kita sama-sama membutuhkan kerja sama, untuk bersatu dan bersinergi agar covid-19 bisa diselesaikan bersama," ungkap Yuri.
Yurianto pun mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan kegiatan dirumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin/Inza Maliana)