Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Aa Gym Prihatin Dengar Adanya Penolakan Jenazah Korban Corona di Sejumlah Daerah

Pendiri Ponpes Daarut Tauhiid Abdullah Gymnastiar meminta masyarakat tidak memberi stigma kepada jenazah Covid-19.

Editor: Hasanudin Aco
Tribun Jabar/M Syarif Abdussalam
KH Abdullah Gymnastiar yang akrab disapa Aa Gym 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Di sejumlah daerah muncul penolakan warga terhadap proses pemakaman jenazah para pasien Covid-19 atau corona.

Para ulama di Jawa Barat pun menyikapi hal tersebut.

Mereka memastikan, proses penanganan jenazah telah sesuai standar kesehatan dan syariat Islam.

Pendiri Ponpes Daarut Tauhiid Abdullah Gymnastiar meminta masyarakat tidak memberi stigma kepada jenazah Covid-19.

Menurutnya, selama perlakuan jenazah dan pemakaman sesuai protokol kesehatan dan syariat, semua proses pemakaman aman.

"Kalau prosedur pengelolaan jenazah itu sudah standar dengan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan juga sesuai dengan standar syariat islam, itu benar-benar sudah aman," kata Aa Gym, sapaan akrabnya, Jumat (3/4/2020).

Baca: Marak Penolakan Jenazah Korban Corona, MUI Menyesalkan dan Ingatkan Masyarakat soal Fatwa

Dengan begitu, kata Aa, tak ada alasan bagi masyarakat untuk menolak pemakaman jenazah pasien Covid-19.

Ia menegaskan, penghormatan kepada jenazah sangat dianjurkan. Sebab, mengurus jenazah dengan baik hukumnya wajib bagi umat Islam.

"Ketika wafat dimandikannya saja harus dengan lemah lembut, dibersihkan dari segala kotoran, diwudukan, dikafani, ini pada umumnya, ya, saking derajat manusia itu dimuliakan walaupun sudah wafat," katanya.

Ia pun mengaku prihatin ketika mendengar adanya terjadi penolakan pemakaman jenazah Covid-19 di sejumlah daerah.

Menurut dia, penolakan timbul karena minimnya informasi yang diterima masyarakat soal Covid-19, khususnya protokol pemulasaran jenazah Covid-19.

"Bisa dibayangkan pedihnya keluarga, sudah wafat tidak bisa dekat, tidak bisa mengurus jenazah dengan baik, lalu masyarakat bersikap seperti ini. Jadi memang sebaiknya lebih agresif dalam memberikan sosialisasi, sehingga tidak terulang lagi peristiwa seperti ini," tuturnya.

Sementara itu, Pembina Yayasan Dakwah Percikan, Iman Aam Amiruddin mengatakan, pada hakikatnya kematian meruapakan rahasia ilahi baik waktu maupun sebabnya.

"Saudara-saudara kita ada yang sebab kematiannya kena musibah Covid-19, nanti ada yang karena kecelakaan, kita tidak tahu sebab kematian seseorang itu apa. Yang jelas itu qodarullah, tidak ada musibah yang menimpa kecuali atas izin Allah," kata Aam.

Baca: Duduk Perkara Jenazah Positif Covid-19 Ditolak di Banyumas hingga Dilempari Batu, Bupati Minta Maaf

Dengan situasi saat ini, sambungnya, masyarakat justru harus saling meringankan beban satu sama lain.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved