KPAI Ingatkan Penerapan Sistem Belajar di Rumah Jangan Sampai Buat Anak Jadi Tertekan
Komisi Perlindungan Anak (KPAI) menerima sejumlah pengaduan dari orang tua siswa terkait diberlakukannya sistem belajar dari rumah.
Laporan wartawan Tribunnews.com, Mafani Fidesya Hutauruk
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak (KPAI) menerima sejumlah pengaduan dari orang tua siswa terkait diberlakukannya sistem belajar dari rumah.
Komisioner Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan para orang tua mengeluhkan anak-anak mereka stress karena mendapatkan berbagai tugas setiap hari dari gurunya.
"Kemungkinan besar, para guru memahami home learning dengan memberikan tugas-tugas secara online dan pengumpulannya pun online," ucap Retno Listyarti kepada Tribunnews.com, Kamis (19/03/2020).
Baca: Tips dari Psikolog Atasi Kebosanan Saat Social Distancing: Bikin Jadwal Kegiatan
Dirinya menuturkan keadaan tersebut yang membuat para siswa dan orang tua mengeluh.
"Seiring dengan 14 hari belajar di rumah, ternyata tugas yang harus dikerjakan anak-anak mereka di rumah malah sangat banyak. Semua guru bidang studi memberikan tugas yang butuh dikerjakan lebih dari 1 jam," ucapnya.
Ia mengatakan dengan semakin banyaknya tugas anak menjadi kelelahan.
Baca: Tanpa Lockdown, Ini Langkah yang Dilakukan Korea Selatan untuk Menekan Penyebaran Virus Corona
"Padahal, maksud belajar dari rumah adalah memberikan aktivitas belajar rutin pada para siswa agar tetap terbiasa belajar, menjaga keteraturan. Karena keteraturan itu penting bagi anak-anak," ucapnya.
Melalui sistem seperti itu diharapkan anak saat masuk sekolah kembali semangat belajar.
Baca: Buronan Polres Sergai, Pelaku Bajing Loncat Ditangkap Saat Tidur
"Sehingga semangat anak untuk belajar tidak padam dan materi pembelajaran tidak tertinggal. Jadi ritmenya bisa diatur bukan malah membuat anak tertekan," ucapnya.
Ia menilai perasaaan tertekan dan kelelahan justru dapat berdampak pada penurunan imunitas tubuh anak.