Virus Corona
Jokowi Libatkan BNPB hingga BIN untuk Tangani Corona di Indonesia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyiapkan sejumlah upaya untuk menangani penyebaran virus corona di Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyiapkan sejumlah upaya untuk menangani penyebaran virus corona di Indonesia.
Jokowi menggandeng sejumlah pihak untuk menghentikan penyebaran virus corona yang kini telah menjangkit 69 pasien di tanah air itu.
Ia menyampaikan, dirinya bertindak sebagai pemimpin satuan tugas (satgas) untuk mengatasi virus corona.
"Sejak awal saya sampaikan organisasi task force ini sudah ada dan saya komandani sendiri," ujar Jokowi di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (13/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Baca: Surat WHO untuk Presiden Jokowi Agar RI Umumkan Darurat Nasional Virus Corona, Ini Alasannya
Baca: Presiden Jokowi Khawatirkan Hal Ini Terjadi Jika Pemerintah Buka-bukaan Soal Informasi Virus Corona
Dalam task force tersebut, ada tim reaksi cepat yang dipimpin oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.
"BNPB kordinasi tim reaksi cepat, sehingga contohnya saat evakuasi di Wuhan hanya dalam dua hari kita putuskan langsung bisa disiapkan tempatnya," ungkapnya.
Tak hanya BNPB, Jokowi juga melibatkan koordinasi lintas Kementerian/lembaga, TNI, Polri, dan pemerintah daerah.
"Dalam dua bulan ini secara khusus kami telah rapat paripurna mengenai corona satu kali, ratas lima kali, dan rapat internal."
"Sehari bisa dua sampai tiga kali khusus mengenai virus corona ini," jelas Jokowi.

Melibatkan BIN
Jokowi juga melibatkan Badan Intelijen Negara (BIN) dalam menangani virus corona yang kini telah ditetapkan sebagai pandemi global tersebut.
"Setiap ada klaster baru tim reaksi cepat kita pasti langsung masuk."
"Yang dibantu intelijen BIN, Polri dan TNI. Setiap ada yang baru pasti ini bergerak," ujar Jokowi, dikutip dari Kompas.com, Jumat.
Ia menyampaikan, tak semua informasi terkait penanganan virus corona bisa disampaikan ke masyarakat.
"Kita tidak ingin menciptakan rasa panik, tidak ingin menciptakan keresahan di tengah masyarakat."
"Oleh sebab itu, dalam penanganan memang kita tidak bersuara," ungkapnya.
Baca: Tak Lakukan Lockdown di Tengah Corona, Jokowi: Belum Berpikir
Baca: Dua Alasan SBY Tidak Undang Jokowi dalam Kongres V Partai Demokrat
Presiden mengungkapkan, pemerintah langsung menelusuri orang-orang yang berinteraksi dengan pasien kasus 1 dan 2 untuk melihat kemungkinan sebaran virus.
"Dalam dua hari saya sudah mendapatkan 80 nama yang berada di klaster ini."
"Dalam dua hari dari tim reaksi cepat dari Kemenkes, dibantu intelijen BIN dan Polri," imbuh Jokowi.

Menurut Jokowi, setiap negera mempunyai kebijakannya masing-masing dalam menangani virus corona, termasuk pemerintah Indonesia.
"Yang paling penting, setiap ada klaster baru, tim kita langsung memagari," ungkapnya.
Jokowi memastikan, pemerintah telah berupaya mencegah penyebaran virus corona di Indonesia.
Tak Lockdown Wilayah Terjangkit Corona
Jokowi menyebut, saat ini pemerintah Indonesia tak akan melakukan lockdown atau mengunci wilayah yang terjangkit virus corona.
Presiden Jokowi mengaku, saat ini pemerintah belum memikirkan kebijakan lockdown tersebut.
"Belum, belum berpikir ke arah sana," ujar Jokowi di Bandara Soekarno Hatta, Jumat (13/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Jokowi lalu mengapresiasi langkah dari Kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah, dalam menangani virus corona di Indonesia.
Baca: Setelah Telepon PM Singapura, Jokowi Hubungi Dirjen WHO Bicarakan Virus Corona
Baca: Presiden Jokowi Sebut Seluruh Pasar Keuangan Dunia Panik Akibat Corona
Ia menyebut, sejumlah daerah ikut berperan dalam edukasi masyarakat mengenai virus corona.
"Saya memberikan apresiasi terhadap daerah yang mampu mengedukasi ke masyarakat," katanya.
"(Daerah) memberikan penjelasan ke masyarakat yang baik, seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat."
"Hal-hal seperti itu yang bisa menenangkan," ungkap Jokowi.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Ihsanuddin)