Update Gempa Sukabumi: 1.032 Jiwa Terdampak, 465 Rumah Rusak Ringan hingga Berat, Ini Rinciannya
Pasca-gempa di Kabupaten Sukabumi menyebabkan kerusakan rumah dan ribuan jiwa terdampak akibat gempa berkekuatan magnitudi 5,0, Selasa (10/3/2020).
TRIBUNNEWS.COM – Pasca-gempa di wilayah Kabupaten Sukabumi menyebabkan kerusakan rumah dan ribuan jiwa terdampak akibat gempa berkekuatan magnitudi 5,0, Selasa (10/3/2020).
Warga yang terdampak gempa sebanyak 1.032 jiwa, sedangkan rumah rusak ringan hingga berat berjumlah 465 unit.
Dengan rincan, rumah rusak berat 60 unit, rusak sedang 150 unit dan rusak ringan sebanyak 255 unit.
Ratusan rumah yang rusak dihuni 547 Kepala Keluarga(KK) tersebar di beberapa wilayah.
Kerusakan rumah ini tersebar di enam kecamatan, yakni Kecamatan Kabandungan, Kalapanunggal, Parakansalak, Cidahu, Cikidang dan Warungkiara.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi masih akan melakukan verifikasi dan validasi semua laporan kerusakan bangunan rumah yang diterima.
"Data yang masuk sekarang itu laporan dari kepala desa dan belum tetap, bisa berubah," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logiatik, BPBD Kabupaten Sukabumi, Maman Suherman kepada Kompas.com melalui whatsapp, Kamis (12/3/2020).
"Kami masih akan memverifikasi semua data yang sudah diterima. Data yang sudah ada ini sifatnya sementara dan sepertinya belum semua melaporkan," tambah Maman.
Baca: UPDATE Gempa Sukabumi: Belum Ada Korban Jiwa, Tiga Warga Luka Tertimpa Reruntuhan Bangunan
Sebelumnya, BPBD mencatat tiga orang mengalami luka ringan dan tidak ada korban jiwa, Rabu (11/3/2020).
Mereka telah mendapatkan perawatan di klinik kesehatan terdekat, sebagaimana dilansir bnpd.go.id.
Dampak kerusakan rumah tersebar di beberapa wilayah, seperti Kecamatan Kalapanunggal, Cidahu dan Kabandungan.
Total kerusakannya berjumlah 166 unit dengan rincian RB 41 unit, RS 75 dan RR 50.
Untuk wilayah Kecamatan Cidahu, rumah rusak berjumlah 11 unit dengan rincian rumah RS 7 unit dan RR 4 unit.
Di Kecamatan Kabandungan total rumah rusak berjumlah 25 unit, RB 7 unit, RS 9 unit dan RR 9 unit.
Satu masjid di kecamatan tersebut juga mengalami kerusakan dengan kategori sedang.

Dari hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,1 dan memiliki mekanisme pergerakan mendatar (Strike-Slip Fault).
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6.81 LS dan 106.66 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 23 km arah Timur Laut Kota Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 10 km.
Baca: Gempa Sukabumi, BMKG: Gempa Bermagnitudo Terkuat dari Sesar Aktif di Jabar dalam 19 Tahun Terakhir
Dilansir Bmkg.go.id, guncangan gempa dirasakan di daerah Cikidang, Ciambar, Cidahu, Kalapa Nunggal IV - V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).
Kemudian, Panggarangan, Bayah III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), Citeko, Sukabumi II - III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Diketahui, gambaran mengenai keadaan yang dirasakan seseorang dan kondisi sekitar akibat gempa dapat dilihat melalui skala Mercalli.
Skala Mercalli merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Berikut Skala MMI (Modified Mercalli Intensity), dilansir situs BMKG:
I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang
II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, sedangkan di luar dirasakan beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, dan barang-barang terpelanting.
Kemudian, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk.
Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Setiap orang keluar rumah.
Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.
Sementara itu, bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah.
Kemudian, terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat.
Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak.
Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya.
Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah.
Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI
Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan menjadi gelap.
Selanjutnya, benda-benda terlempar ke udara.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Kompas.com/Budiyanto)