Jumat, 3 Oktober 2025

Update Gempa Sukabumi: 1.032 Jiwa Terdampak, 465 Rumah Rusak Ringan hingga Berat, Ini Rinciannya

Pasca-gempa di Kabupaten Sukabumi menyebabkan kerusakan rumah dan ribuan jiwa terdampak akibat gempa berkekuatan magnitudi 5,0, Selasa (10/3/2020).

IST
Rumah warga yang roboh dan rusak parah akibat gempa di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa 10 Maret 2020. 

TRIBUNNEWS.COM – Pasca-gempa di wilayah Kabupaten Sukabumi menyebabkan kerusakan rumah dan ribuan jiwa terdampak akibat gempa berkekuatan magnitudi 5,0, Selasa (10/3/2020).

Warga yang terdampak gempa sebanyak 1.032 jiwa, sedangkan rumah rusak ringan hingga berat berjumlah 465 unit.

Dengan rincan, rumah rusak berat 60 unit, rusak sedang 150 unit dan rusak ringan sebanyak 255 unit.

Ratusan rumah yang rusak dihuni 547 Kepala Keluarga(KK) tersebar di beberapa wilayah.

Kerusakan rumah ini tersebar di enam kecamatan, yakni Kecamatan Kabandungan, Kalapanunggal, Parakansalak, Cidahu, Cikidang dan Warungkiara.

Gempa dengan magnitudo 4,9 mengguncang wilayah Sukabumi, Jawa Barat, Senin (10/3/2020) pukul 17.18 WIB, mengakibatkan sejumlah rumah di empat kecamatan mengalami kerusakan.
Gempa dengan magnitudo 4,9 mengguncang wilayah Sukabumi, Jawa Barat, Senin (10/3/2020) pukul 17.18 WIB, mengakibatkan sejumlah rumah di empat kecamatan mengalami kerusakan. (Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi masih akan melakukan verifikasi dan validasi semua laporan kerusakan bangunan rumah yang diterima.

 "Data yang masuk sekarang itu laporan dari kepala desa dan belum tetap, bisa berubah," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logiatik, BPBD Kabupaten Sukabumi, Maman Suherman kepada Kompas.com melalui whatsapp, Kamis (12/3/2020).

"Kami masih akan memverifikasi semua data yang sudah diterima. Data yang sudah ada ini sifatnya sementara dan sepertinya belum semua melaporkan," tambah Maman.

Baca: UPDATE Gempa Sukabumi: Belum Ada Korban Jiwa, Tiga Warga Luka Tertimpa Reruntuhan Bangunan

Sebelumnya, BPBD mencatat tiga orang mengalami luka ringan dan tidak ada korban jiwa, Rabu (11/3/2020).

Mereka telah mendapatkan perawatan di klinik kesehatan terdekat, sebagaimana dilansir bnpd.go.id.

Dampak kerusakan rumah tersebar di beberapa wilayah, seperti Kecamatan Kalapanunggal, Cidahu dan Kabandungan.

Total kerusakannya berjumlah 166 unit dengan rincian RB 41 unit, RS 75 dan RR 50.

Untuk wilayah Kecamatan Cidahu, rumah rusak berjumlah 11 unit dengan rincian rumah RS 7 unit dan RR 4 unit.

Di Kecamatan Kabandungan total rumah rusak berjumlah 25 unit, RB 7 unit, RS 9 unit dan RR 9 unit.

Satu masjid di kecamatan tersebut juga mengalami kerusakan dengan kategori sedang.

Kondisi Kampung Cisalada Pamijahan Pasca Diguncang Gempa, Warga Mengungsi di Tengah Sawah, Rabu (11/3/2020).
Kondisi Kampung Cisalada Pamijahan Pasca Diguncang Gempa, Warga Mengungsi di Tengah Sawah, Rabu (11/3/2020). (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Dari hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,1 dan memiliki mekanisme pergerakan mendatar (Strike-Slip Fault).

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6.81 LS dan 106.66 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 23 km arah Timur Laut Kota Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 10 km.

Baca: Gempa Sukabumi, BMKG: Gempa Bermagnitudo Terkuat dari Sesar Aktif di Jabar dalam 19 Tahun Terakhir

Dilansir Bmkg.go.id, guncangan gempa dirasakan di daerah Cikidang, Ciambar, Cidahu, Kalapa Nunggal IV - V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).

Kemudian, Panggarangan, Bayah III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), Citeko, Sukabumi II - III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). 

Diketahui, gambaran mengenai keadaan yang dirasakan seseorang dan kondisi sekitar akibat gempa dapat dilihat melalui skala Mercalli.

Skala Mercalli merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) Gempa Bumi.
Skala MMI (Modified Mercalli Intensity).(Bmkg.go.id)

Berikut Skala MMI (Modified Mercalli Intensity), dilansir situs BMKG:

I MMI

Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang

II MMI

Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

III MMI

Getaran dirasakan nyata dalam rumah.

Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

IV MMI

Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, sedangkan di luar dirasakan beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

V MMI

Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, dan barang-barang terpelanting.

Kemudian, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

VI MMI

Getaran dirasakan oleh semua penduduk.

Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.

VII MMI

Setiap orang keluar rumah.

Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.

Sementara itu, bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah.

Kemudian, terasa oleh orang yang naik kendaraan.

VIII MMI

Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat.

Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.

IX MMI

Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak.

Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya.

Pipa-pipa dalam rumah putus.

X MMI

Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

XI MMI

Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri.

Jembatan rusak, terjadi lembah.

Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.

XII MMI

Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah.

Pemandangan menjadi gelap.

Selanjutnya, benda-benda terlempar ke udara.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Kompas.com/Budiyanto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved