Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Menteri Keuangan Sri Mulyani Sebut Virus Corona Jadi Faktor Pertimbangan Penyusunan APBN 2021

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut virus corona atau Covid-19 menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam penyusunan APBN 2021.

Shutterstock
Ilustrasi virus Corona.(Shutterstock) 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut virus corona atau Covid-19 sebagai salah satu faktor pertimbangan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2021.

Dampak virus corona disebut Sri Mulyani sangat terasa bagi Indonesia.

“Pertama, terjadinya corona virus yang sampai hari ini mungkin kita masih harus melihat perkembangannya dan dampak ekonominya di dalam negeri, dan terutama juga dari luar negeri yang merembes ke dalam negeri,” ujar Menkeu di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3/2020) dilansir setkab.go.id.

Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Yanuar Riezqi Yovanda)

Sri Mulyani menyebut penyusunan APBN 2021 juga melihat harga minyak dunia.

Terutama, terkait dinamika antara Saudi dengan Rusia, dari sisi OPEC dan non OPEC, yang menyebabkan harga minyak turun sangat drastis dalam dua hari terakhir.

“Kekhawatiran mengenai Covid-19 ini di seluruh dunia telah menyebabkan koreksi sangat tajam di pasar-pasar keuangan. Jadi kita juga harus mengantisipasi dampaknya terhadap lembaga-lembaga keuangan,” ungkap Sri Mulyani.

Baca: Cerita Tentang Terguncangnya Bursa Saham Wall Street Akibat Harga Minyak

Untuk tahun 2020, Menkeu menyampaikan bahwa Pemerintah akan terus menggunakan instrumen fiskal.

Sri Mulyani mengungkapkan Indonesia akan tetap mencoba merumuskan kebijakan fiskal untuk meminimalkan dampak berasal dari Covid-19.

Sri Mulyani menyebut penerimaan pajak utamanya dari sisi migas maupun yang lain nanti akan juga mengalami tekanan kalau dari sisi komoditas harganya turun dan kegiatan ekonomi melemah.

Seperti yang mungkin terdampak dari Covid-19 yang seperti yang terlihat sampai saat ini.

“Oleh karena itu nanti APBN di 2020 memang akan defisitnya meningkat. Saat ini kita mengindikasikan defisit itu ada di dalam kisaran antara 2,2 hingga 2,5. Namun kita akan lihat nanti dari sisi penerimaan maupun dari sisi belanjanya,” imbuh Menkeu.

Baca: Wabah Corona Meluas, Liga Italia Dihentikan Sementara Waktu

Sri Mulyani mengungkapkan akan fokus pada rumusan kebijakan atas situasi yang terus bergerak.

Sri Mulyani menyebut perumusan stimulus fiskal akan didesain sesuai dengan perkembangan yang ada.

“Kemarin kan kita lihat, apabila ini satu shock dan kemudian dampaknya bagaimana mempengaruhi atau menolong dari sisi perusahaan-perusahaan baik itu hotel, restoran atau yang berasal dari industri manufaktur,” ujarnya.

Dengan melihat kondisi sekarang perkembangan akan berlanjut, Sri Mulyani menyebut akan melihat lagi desain yang terbaik.

Sri Mulyani juga mengungkapkan adanya koordinasi dengan Menko Perekonomian untuk melihat opsi-opsi dari stimulus yang tetap dalam koridor.

Baca: Pengakuan eks Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II Soal Proyek Pengadaan BHS

Ssehingga membuat instrumen APBN bisa menjadi salah satu penolong perekonomian yang sedang dalam kondisi lemah.

“Itu yang sedang kita fokuskan. Dan sekaligus kita juga mulai membangun desain untuk tahun 2021,” imbuhnya.

Update Virus Corona

Sementara itu hingga Senin (19/3/2020), total sudah ada 19 pasien positif virus corona di Indonesia.

Dilansir pemberitaan Tribunnews sebelumnya, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona (Covid-19) Achmad Yurianto menjelaskan terdapat 13 pasien baru positif virus corona.

Sehingga total ada 19 orang dinyatakan positif virus corona di Indonesia

Baca: UPDATE Covid-19, Italia Dikarantina hingga Trump Bandingkan Virus Corona dengan Flu

Ia menyebut, pasien kasus nomor 07 positif virus corona (Covid-19) merupakan perempuan 59 tahun.

Yurianto mengatakan, pasien tersebut tersebut sebagai imported case atau kasus dari luar.

"Ini adalah imported case. Beliau yang bersangkutan baru kembali dari luar negeri, dan kemarin beberapa saat kemudian menunjukkan gejala seperti flu dan pemeriksaan PCR."

"Kemudian genome sequencing 4 hari lalu. Kita dapatkan positif sehingga ada kasus nomor 07," kata Yuri di Kantor Presiden, Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (9/3/2020).

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan ini menambahkan, untuk kasus pasien kasus 08 positif virua corona merupakan laki-laki berusia 56 tahun.

Pasien kasus nomor 08 ini terpapar dari pasien kasus 07 karena berstatus suami-istri.

"Pasien ini tertular oleh kasus 07 karena memang suami istri," jelas Yurianto.

Ia menambahkan, pasien kasus 08 ini dalam keadaan sakit saat tertular virus corona. Sehingga, perlu mendapat perawatan tambahan.

"Kondisinya sekarang menggunakan beberapa peralatan infus, oksigen karena sebelumnya kontak dengan pasien 07. Si pasien kasus 08 sudah sakit duluan tapi bukan Covid-19, sakit diare dan ditambah riwayat diabet. Sekarang terpapar 07 dan kondisi tampak sakit sedang ke arah berat," terangnya.

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved