Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Seberapa Siap Pemerintah Indonesia Hadapi Corona? Moeldoko: Kami Punya Inpres untuk Tangani Covid-19

"Dengan pengalaman Flu Burung, SARS, pemerintah pada 2019 itu sudah membuat Instruksi Presiden (INPRES) nomor 4 tahun 2019 untuk tangan virus corona

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Tangkap layar channel YouTube Najwa Shihab
Kepala Staf Presiden Republik Indonesia, Moeldoko (Tangkap layar channel YouTube Najwa Shihab) 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah Joko Widodo (Jokowi) mengonfirmasi kasus pertama virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang menjangkit dua WNI, banyak perdebatan muncul di masyarakat terkait kesiapan pemerintah dalam menangani dampak wabah virus ini.

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dalam acara Mata Najwa mengungkapkan apresiasinya karena masyarakat dapat menghadapi situasi ini dengan cukup tenang jika dibandingkan dengan negara lain.

"Pertama kita mengapresiasikan secara keseluruhan bahwa masyarakat dapat menghadapi situasi ini dengan cukup tenang, dibanding dengan negara lain," ungkap Moeldoko yang Tribunnews kutip dari siaran YouTube Najwa Shihab, Kamis (5/3/2020).

Kepala Staf Presiden Republik Indonesia, Moeldoko (Tangkap layar channel YouTube Najwa Shihab)
Kepala Staf Presiden Republik Indonesia, Moeldoko  (Tangkap layar channel YouTube Najwa Shihab)

Menurutnya, Indonesia pernah memiliki pengalaman bagaimana menghadapi SARS dan Flu Burung yang memiliki risiko lebih besar.

"Kita pernah memiliki pengalaman bagaimana mengelola SARS, bagaimana mengelola Flu Burung."

"Relatif, katanya risikonya lebih besar dari pada corona ini," jelas Kepala Kantor Staf Presiden itu.

Baca: Apakah Virus Corona dapat Menular Lewat Udara? Berikut Penjelasan Ahli

Baca: Imbas Virus Corona, Izin 3 Konser Musisi Internasional di Jakarta Dibatalkan

Moeldoko mengungkap, virus corona memiliki tingkat kesembuhan 98 persen.

Selain itu, menurutnya, pemerintah telah memiliki strategi penanganan virus corona dari awal.

"Dengan pengalaman Flu Burung, SARS dan seterusnya, pemerintah pada 2019 itu sudah membuat Instruksi Presiden (INPRES) nomor 4 tahun 2019," jelasnya.

Moeldoko menjelaskan, dalam Inpres tersebut hampir semua kementerian diberikan tugas dan tanggung jawab dalam menyikapi, mencegah, mendeteksi, dan merespon wabah penyakit pandemik global dan kedaruratan nuklir.

"Kalau di tentara Nubika, nuklir, biologi, dan kimia," jelasnya.

Menanggapi apakah negera telah melakukan yang terbaik mengingat sebelumnya pejabat pemerintah mengeluarkan pernyataan yang kesannya mengentengkan, Moeldoko menjelaskan pihaknya telah membuat pusat informasi Covid-19.

Moeldoko menjelaskan,KSP telah membuat Pusat Informasi Terpadu (Pinter) terkait Covid-19.

Dirinya mengklaim, semua informasi terkait perkembangan virus corona telah disampaikan ke media secara periodik.

"Pada tanggal 7 Februari, KSP sudah membuat namanya PINTER, Pusat Informasi Terpadu Covid-19."

"Semua informasi tentang perkembangan corona disampaikan ke media secara periodik."

Baca: Ganjar: Kalau Ada Gejala Corona Telepon RS Nanti Kita Jemput

Baca: Cegah Corona Meluas, Jokowi Diminta Contoh SBY Tangani Flu Burung

Sementara untuk saat ini, Moeldoko menjelaskan, terkait corona, pemerintah memperkuat lagi dengan menunjuk Achmad Yurianto, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan sebagai juru bicara terkait penaganan Covid-19.

"Sekarang ini diperkuat lagi khusus untuk persoalan yang berkaitan dengan corona, itu ditunjuk oleh istana dengan juru bicaranya pak Yuri dari Direktur Kementerian Kesehatan."

"Dia yang akan menjelaskan secara konkret bagaimana corona itu dan penangannya," jelasnya.

Selanjutnya, Moeldoko menegaskan, dalam menyikapi Inpres tersebut, Kementerian Kesehatan telah membuat petunjuk teknis yang sangat detail terkait virus corona.

Sementara berkaitan dengan komunikasi, Moeldoko mengungkap, pihaknya mengundang seluruh kementerian terkait untuk menyusun protokol penanganan.

Protokol keamanan nantinya akan dibuat oleh Kementerian Kesehatan untuk diedarkan kepada masyarakat agar mengetahui langkah yang harus dilakukan jika terjadi sesuatu terkait Covid-19.

"Ini berkaitan dengan komunikasi," jelasnya.

Baca: Gejala dan Ciri-ciri Pengidap Corona yakni Merasa Demam, Batuk, hingga Sesak Napas

Baca: 3.200 orang Meninggal Dunia, 51.000 orang Sembuh dari Virus Corona

Menanggapi sedikit terlambatnya penyusunan protokol, Moeldoko membantahnya.

Ia menjelaskan, petunjuk teknis sudah ada, namun saat ini perlu penekanan ulang.

"Sebenarnya petunjuk teknis sudah ada, tetapi perlu penekanan ulang."

"Berdasarkan pengalaman yang terjadi di lapangan kemarin, maka kita buru-buru mengambil langkah cepat agar terjadi perbaikan dalam komunikasi."

"Untuk itu kita membuat protokol komunikasi yang menyelaraskan pusat dengan daerah," jelasnya.

Disinggung dengan apa yang dilakukan Walikota Depok, Moeldoko menjelaskan bahwa yang bersangkutan telah melakukan klarifikasi.

"Saya tidak mencoba menghakimi, tapi di ILC kemarin beliau (Walikota) juga melakukan klarifikasi atas apa yang terjadi."

"Tapi intinya, ini dalam konteks kemanusiaan, kita tidak boleh lagi bertikai berdasar persoalan-persoalan yang tidak pada intinya."

"Inti kita bagaimana menyelesaikan persoalan corona, jadi persoalan komunikasi itu perlu kita perbaiki," tegasnya.

Baca: Lihat Bedanya Singapura & Indonesia Cegah Corona, Moeldoko Buat Najwa Shihab Mengangguk-angguk

Baca: 7 Mitos Tentang Virus Corona: Buatan Manusia hingga Tingkat Kematian

Moeldoko menegaskan bahwa Indonesia ini adalah negara besar dengan titik border 135 dan dikunjungi keluar masuk masyarakat internasional.

Menurutnya, jika tidak detail dalam mengatasi virus corona akan dimarahin negara lain.

"Corona adalah persoalan global, di situ menuntut tanggung jawab global, termasuk juga Indonesia."

"Kita tidak bisa main-main, ini negara yang dikunjungi keluar masuk, sehingga jika tidak detail akan dimarahin."

"Dianggapnya kita tidak memiliki tanggung jawab global," jelasnya.

Menurutnya, hal tersebut dapat dilihat dari kesiapan Indonesia dalam menangani.

Protokol sudah sangat jelas, memang saat ini perlu penekanan ulang.

"Bukan berarti selama ini kita tidak bekerja, setelah terjadi pembagian tugas atas inpres itu."

"Maka begitu kejadian di Wuhan, apa yang terjadi di kapal diamond princes, semuanya bisa ditangani dengan baik," jelasnya.

Menurutnya, jika tidak memiliki protokol, tidak mungkin semua itu bisa ditangani.

Menteri Luar Negeri, Menteri Kesehatan, Panglima TNI, Kaporli semuanya sudah bekerja sesuai standar.

"Kalau kita tidak punya protokol, pasti itu akan berantakan," jelasnya.

Mengenai data terkait virus corona, Moeldoko menyampaikan, per 3 Maret pukul 18.00 WIB terdapta 370 orang yang diuji lab, 354 negatif, dua orang positif, dan dalam proses 14 orang.

Sementara data dari penerbangan per 2 Maret terdapat 118 WNA yang ditolak masuk Indonesia.

(Tribunnews.com/Fajar)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved