Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Penjelasan Manajemen Soetta Tentang Kendurnya Upaya Antisipasi Virus Corona di Bandara

Sontak ia mengaku heran lantaran penerbangan dari beberapa negara yang sudah positif Corona pun masih bebas mendarat di Bandara Soekarno-Hatta

HANDOUT
Tampak atas Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten. 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Beredar informasi bahwa pengawasan terkait wabah virus corona di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang longgar sehingga wabah tersebut bisa masuk ke Indonesia.

Seperti yang dikeluhkan sekaligus menjadi pertanyaan seorang penumpang pesawat Lion Air, yang mengaku kalau dirinya tidak mendapatkan pemeriksaan secara ketat.

Penumpang tersebut baru saja terbang dari Malaysia menggunakan pesawat Lion Air JT 281 dan mendarat di Terminal 2 kedatangan internasional Bandara Soekarno-Hatta.

Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta sekira pukul 16.35 WIB ia bercerita tidak mendapatkan pengecekan medis sepeti yang diberitakan.

Ia hanya diminta mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card) berwarna kuning dan diperbolehkan mendarat secara normal.

"Masa Soetta cegah Corona modal gini doang. Enggak ada alat tes kesehatan, pemindai suhu tubuh dan lain-lain buat yang dari negara terjangkit Corona," katanya kepada TribunJakarta.com, Senin (2/3/2020).

Dia sendiri berada di Malaysia selama lima hari padahal, negara tersebut diketahui 20 lebih warganya positif terpapar Virus Corona.

Sontak ia mengaku heran lantaran penerbangan dari beberapa negara yang sudah positif Corona pun masih bebas mendarat di Bandara Soekarno-Hatta.

"Lah kalau dia dari China tapi transit Malaysia, gimana kan turun di Terminal 2. Kan pesawat dari China sudah enggak bisa langsung ke Indonesia, tapi dari Malaysia masih bisa," ucapnya.

Sebab, diketahui sebelumnya kalau direct flight atau penerbangan langsung dari dan ke China sudah disetop sejak 5 Februari 2020 silam.

Sebagai informasi, pengawasan ketat terhadap penumpang dari luar negeri memang diberlakukan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta melalui thermal scanner dan thermo gun.

Sementara di Terminal 2F kedatangan internasional hanya disediakan Thermal Scanner untuk memantau suhu penumpang.

"Kalau itu dari negara terdampak, harusnya jangan lihat dia datang dari maskapai apa. Masa mentang-mentang maskapai LCC pengawasan minim," kata Yudi.

Sementara itu, Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta, Agus Hariyadi mengatakan terdapat beberapa waktu yang pihaknya menerima banyak pendaratan dari internasional dalam satu waktu bersamaan.

Hal itu membuat petugas kewalahan dan tampak ada beberapa penumpang yang lolos dari pengecekan.

"Ada situasi yang lumayan crowded, di jam kritis jam 12.00 WIB sampai jam 15.00 WIB ada delapan flight yang datang bersamaan," jelas Agus di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Senin (2/3/2020).

Kendati demikian, PT. Angkasa Pura II pun turut menurunkan personel medis untuk membantu anggota Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta.

Yakni memberikan bantuan sebanyak lima sampai tujuh personel untuk membantu pengawasan kedatangan penumpang internasional dari negara suspect.

Agus pun mengimbau kepada penumpang yang datang dari luar negeri untuk melakukan self declare dengan mengisi Health Alert Card di dalam pesawat.

"Untuk kemudahan selama di area kedatangan, Healt Alert Card itu mohon diisi di atas walaupun kita sediakan meja bangku, tapi alangkah baiknya itu diisi di atas," ucap Agus.

Sementara, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta mengklaim mengawasai sampai 12 ribu penumpang setiap harinya.

Pengawasan tersebut dilakukan di kedatangan internasional Bandara Soekarno-Hatta menyusul mewabahnya Virus Corona.

"Kalau hitungan kami, ada 85 sampai 90 penerbangan perhari dengan jumlah yang kita awasi kurang lebih 11 sampai 12 ribu," terang Kepala KKP Bandara Soekarno Hatta, Anas Ma'aruf di Terminal 3, Senin (2/3/2020).

Menurutnya, meski penerbangan langsung dari dan ke China ditutup sementara, penerbangan transit dari negeri bambu itu pun juga diawasi.

Misalnya saja dari Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, dan Singapura.

"Tentu ini menjadi catatan, supaya kita meningkatkan lagi pengamanan atau screening di pintu masuk negara di Soekarno Hatta ini," sambung Anas.

Sebab selama ini, pemindaian suhu tubuh tiap penumpang internasional yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta selalu dilakukan dua kali.

 Imbas Virus Corona, Gubernur Anies Baswedan Stop Keluarkan Izin Acara Keramaian di Jakarta

 Komplotan Maling Motor di Kelapa Gading Dipimpin Seorang Sopir Angkot

 Restoran Amigos Kemang Pastikan Seluruh Karyawannya Sehat

Awalnya akan dilakukan thermo gun, dimana setiap kening penumpang akan diukur suhunya satu persatu.

"Kemudian kedua, thermal scanner ini kita tingkatkan," kata Anas.

Lalu, KKP Bandara Soekarno-Hatta juga akan melakukan penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) atau petugas yang berjaga di area scanner.

Pihak Imigrasi enggan disalahkan

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan warna negara Jepang pembawa virus Corona ke Indonesia tak terdeteksi bandara.

Akibatnya, dua warga Depok, Jawa Barat positif terjangkit virus tersebut.

Baca: Wabah Virus Corona, Komisi V DPR Minta Pembatasan Penerbangan Keluar Negeri dan Masuk Indonesia

Merespons pernyataan Menkes Terawan, Inspektur Jenderal Kemenkumham Jhoni Ginting justru melempar 'bola panas' ke Kemenkes.

Kata dia, pihak yang paling bertanggungjawab ada di Kantor Kesehatan Pelabuhan yang dinaungi Kemenkes.

"Kita second liner, first liner-nya Kantor Kesehatan Pelabuhan," ujar Jhoni saat dimintai konfirmasi, Senin (2/3/2020).

Sebelumnya, Menkes Terawan menyebut, belum bisa memastikan detail kapan WN Jepang itu tiba dan kembali dari Indonesia.

Dia mengatakan, WN Jepang ini tidak terdeksi Covid-19 ketika keluar masuk bandara.

"Pas dia masuk, kebetulan tidak panas. Ya, dengan ilmu apapun ndak bisa (terdeksi). Tapi, yang penting kita tahu dia kontak dekat dengan siapa saja, kalau kontak jauh kan enggak kena," kata Terawan di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Terawan mengklaim, alat thermal scanner yang ada di bandara saat ini sudah cukup untuk mendeteksi warga asing yang terpapar Covid-19 masuk ke Indonesia.

"Ini sudah sangat ketat, kita sudah pakai thermal scan yang matic kok, yang bahkan bisa memantau dari jauh," katanya.

Dua kasus pertama virus Corona di Indonesia ini diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang ini.

Mereka adalah ibu dan putrinya yang masing-masing berusia 64 tahun dan 31 tahun, berdomisli di Depok, Jawa Barat.

Terawan mengatakan, dua warga Depok ini tertular virus Corona dari warga negara Jepang. Warga Jepang ini sebelumnya tinggal di Malaysia, lalu melakukan perjalanan ke Indonesia.

"Setelah kembali ke Malaysia, dia sakit. Diperiksa, lalu ternyata positif," kata Terawan.

Setelah mendapat informasi tersebut, pemerintah mengecek orang-orang yang ditemui WN Jepang ini selama di Indonesia.

Ternyata ditemukan warga Jepang ini bertemu dengan ibu dan anak yang kini dinyatakan positif mengidap virus Corona ini. Mereka berdua terdeksi positif per 1 Maret 2020.

Baca: Membersihkan Ponsel Lebih Efektif Cegah Virus Corona daripada Pakai Masker, Begini Cara yang Benar

Kendati demikian, Terawan mengatakan bahwa ia belum memiliki data lengkap mengenai kapan Warga Negara Jepang itu tiba dan pergi dari Indonesia. Dia menjanjikan data detail yang sedang dikumpulkannya. Menurut dia semua pelacakan sudah dikerjakan.

“Dia ketemu siapa aja itu sedang ditelusuri. Kita tracking, kita amankan step by step, tidak grusa-grusu," ujar Terawan.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Penumpang di Terminal 2 Mengaku Hanya Mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan: Ini Tanggapan Soetta

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved