Senin, 6 Oktober 2025

Eksklusif Tribunnews

Sofyan Djalil, 'Kunci Inggris' di Dua Presiden (2-Habis): Pembebasan Tanah Bukan Lagi Jadi Isu Besar

Saat mendapat amanah sebagai Menteri ATR-Kepala BPN pada 27 Juli 2016, Sofyan mendapat tugas untuk membereskan masalah pertanahan yang rumit.

Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil menjawab pertanyaan Newspaper Director Tribun Network Febby Mahendra Putra saat wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor Kementerian ATR/BPN di Jakarta, Kamis (27/2/2020). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Di Indonesia ini siapapun bisa menjadi apapun. Itu untungnya Indonesia. Orang mengenal saya orang yang tidak neko‑neko. Kalau ada target, bisa kita selesaikan, ada tugas bisa laksanakan secara baik, dan baik kepada semua orang.

Ketika bertemu teman lama saya bilang, "Aku masih seperti yang dulu." Jadi itu, kalau Anda kenal saya 20 tahun lalu ya masih seperti sekarang.

Baca: Senyum Baim Wong Bertemu Lagi dengan Nurul Sopir Angkot Viral, hingga Penumpang Turun Minta Foto

Baca: Ferdinand Hutahaean Heran Anies Sebut Air Hujan Dimasukkan ke Bumi: Ini Sesat Logika Air Hujan

Tribun: Orang bilang Anda beruntung karena dekat dengan Jusuf Kalla (JK)?

Saya dekat dengan Pak JK, dengan Pak Jokowi dekat. Dengan siapapun dekat, termasuk dengan Anda yang baru kenal hari ini rasanya sudah dekat.

Tribun: Apa Anda punya waktu untuk keluarga?

Jalani hidup ini santai saja, yang penting tujuan tercapai. Saya orangnya tidak mau yang terlalu teknis gitu.

Jangan berkeringat untuk sesuatu yang tidak penting, tetapi saya orangnya detail. Waktu untuk keluarga selalu ada. Soal keluarga itu yang penting jangan cari keluarga lebih dari satu.

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil berpose usai wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor Kementerian ATR/BPN di Jakarta, Kamis (27/2/2020). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil berpose usai wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor Kementerian ATR/BPN di Jakarta, Kamis (27/2/2020). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Tribun: Menurut Anda, bagaimana sosok Jokowi?

Saya senang pada Pak Jokowi karena sangat reformis. Beliau ingin menyelesaikan segala sesuatu yang dia inginkan dan betul‑betul komit tentang masalah itu.

Kalau komit mau bikin jalan tol harus jadi jalan tol. Komit bikin bandara harus jadi bandara. Selain itu dikejar‑kejar terus (penyelesainnya). Memang harus begitu. Beliau seorang pemimpin yang punya visi dan seorang manajer yang efektif.

Tribun: Bagaimana cara Pak Jokowi menegur Anda?

Baca: Bela Anies Terkait Banjir, Sandiaga Uno Pertanyakan Kursi Wakil Gubernur yang Tak Kunjung Terisi

Baca: Hamil 4 Bulan, Cut Meyriska Dianjurkan Makan 2 Jam Sekali karena Punya Riwayat Sakit Maag

Pak Jokowi tidak menegur. Beliau hanya omong saja di depan umum, "Menteri ini targetnya keluarkan sertifikat tahun ini (2017) sebanyak 5 juta. Kalau tidak tercapai pilihan sebagai menteri cuma dua, diganti atau dicopot."

Saya tahu Pak Jokowi harus omong begitu sebagai bos. Oke kami kerjakan. Pak Jokowi tidak punya maksud apa-apa, cuma ingin menunjukkan gaya leadershipnya adalah result oriented (berorientasi pada hasil).

Tribun: Soal Omnibus Law Cipta Kerja banyak yang menyangsikan prosesnya, bagaimana tanggapan Anda?

Begini, saya ingin jelaskan dulu tentang Omnibus Law. Hari ini ada 7 juta orang pengangguran terbuka. Setiap tahun tambah 2,4 juta orang masuk lapangan kerja.

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil berpose usai wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor Kementerian ATR/BPN di Jakarta, Kamis (27/2/2020). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil berpose usai wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor Kementerian ATR/BPN di Jakarta, Kamis (27/2/2020). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved