Virus Corona
Jokowi Minta Pemerintah Hati-hati soal Evakuasi WNI di Diamond Princess: Tidak Bisa Didesak-desak
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah hati-hati dalam mengevakuasi WNI di Kapal Diamond Princess yang berada di Yokohama, Jepang.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah hati-hati dalam mengevakuasi WNI dari Kapal Diamond Princess yang berada di Yokohama, Jepang.
Untuk diketahui, kapal Diamond Princess menjadi epicentrum baru penyebaran virus corona.
Jokowi menekankan keputusan harus diambil setepat mungkin terkait evakuasi WNI di Kapal Diamond Princess.
"Hati-hati, berhitung dalam menyelesaikan ini. Tidak bisa kita didesak-desak. Tidak bisa kita tergesa-gesa. Endak."
"Harus tepat. Seperti di Natuna yang kemarin," ujar Jokowi di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2/2020), dikutip Kompas.com.
Baca: Perbedaan Pola Observasi Kru WNI Kapal Pesiar World Dream dan Diamond Princess
Jokowi tak ingin evakuasi WNI dari Jepang dengan perhitungannya tidak matang.
Karena, nantinya membawa dampak negatif bagi 267 juta WNI di Indonesia.
Selain itu, ia memastikan pemerintah masih terus mematangkan rencana evakuasi WNI di Kapal Diamond Princess.
WNI Asal Bali di Diamond Princess Ingin Segera Pulang
Baca: Menkes Kirim Tim Trauma Healing ke WNI yang Berada di Kapal Pesiar Diamond Princess
Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali ingin segera pulang dari kapal pesiar Diamond Princess.
Namun evakuasi ini kenyataannya tidak serta merta bisa dilakukan.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) I Dewa Nyoman Budiasa menyampaikan bahwa evakuasi warga negara Indonesia (WNI) tergantung lobi-lobi antara pemerintah Indonesia dengan Jepang.
Nyoman Budiasa menuturkan, walaupun terjadi evakuasi misalnya hari ini harus tetap mengikuti mekanisme sesuai dengan arahan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
Baca: Menkes Terawan: 9 WNI Dirawat Karena Virus Corona di Jepang

Menurut Nyoman, saat ini pemerintah masih memikirkan proses evakuasinya, apakah melalui jalur laut atau diterbangkan.
Nyoman menilai yang memutuskan nasib Anak Buah Kapal (ABK) di sana sebenarnya merupakan keputusan bersama, yakni antara pemerintah Indonesia dengan Jepang serta berkoodinasi dengan otoritas pelabuhan di Yokohama.
"Tapi kalau mereka diinyatakan aman untuk dievakuasi pasti akan dievakuasi," tuturnya, dikutip dari Tribun-Bali.com.
Ia mengatakan, ABK masih berada di dalam kapal meskipun penumpang dalam kapal tersebut memang sudah dievakuasi.
Jika dalam situasi darurat, sesuai dengan prosedur memang penumpang yang harus didahulukan atau diprioritaskan.
Sementara ABK menjadi satu awak dengan kapalnya.
Baca: Menkes Terawan Sebut Pemerintah Tak Ingin Buru-buru Pulangkan WNI di Diamond Princess, Ini Alasannya
"Jadi sebenarnya dia (ABK) yang seharusnya memberikan service kepada passenger," tuturnya.
Nyoman Budiasa menjelaskan pertama kali yang terkena virus korona dalam kapal Diamond Princess tersebut adalah penumpangnya.
Menkes Terawan Sebut Pemerintah Tak Ingin Buru-buru Pulangkan WNI di Diamond Princess
Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menyatakan Pemerintah Indonesia tidak terburu-buru terkait pemulangan WNI.
WNI tersebut dikarantina di kapal pesiar Diamond Princess akibat virus corona.
Indonesia dalam memulangkan warga negaranya dari China tidak ingin mengikuti jejak sejumlah negara yang dinilai terburu-buru.
Sementara itu, Terawan mencontohkan negara yang sebelumnya belum terpapar virus corona tetapi sekarang positif corona.
Baca: Ketika WNI Ingin Pulang karena Takut Terpapar Virus Corona, Menkes RI Malah Tak Ingin Buru-buru

"Contoh sekarang, negara mana yang keburu-buru ngambil, coba? Australia itu kan dari negatif jadi positif kan."
"Kita mau seperti itu?" ujar Terawan saat dijumpai di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2020), dikutip Kompas.com.
"Amerika sama juga kan (dari negatif menjadi positif corona)? Masak mau ngikutin yang seperti itu?" lanjut dia.
Menurut Terawan, Indonesia sudah mengikuti kaidah-kaidah yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia dan sudah berhati-hati.
Tak hanya Pemerintah mengambil keputusan berdasarkan keinginan WNI di kapal Diamond Princess.
Baca: Wayan Sudiarta Ceritakan Awal Mula Virus Corona Masuk ke Kapal Diamond Princess
"Tapi, harus ada prosedur dan tata caranya. Jangan mengikuti apa yang mereka inginkan, hanya sekadar secepatnya saja."
"Kalau caranya semau sendiri, bisa membentuk episentrum (penularan virus) baru. Enggak boleh," sambung Terawan.
Terawan memastikan Pemerintah Indonesia masih bernegosiasi dengan Pemerintah Jepang tentang rencana evakuasi WNI dari kapal pesiar Diamond Princess itu sendiri.
"Harus butuh negosiasi yang detail, yang baik, sehingga apa yang kita lakukan sampai kita diketawain dunia di kemudian hari," kata dia.
Pemerintah sekaligus masih memikirkan setelah mereka dipulangkan seperti apa langkah penanganan di dalam negeri.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani) (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Ihsanuddin) (Tribun-Bali.com/I Wayan Sui Suadnyana)