Dirut Garuda Indonesia Siap Setiap Saat Kirim Pesawat, Evakuasi Kru di Kapal Jepang Diamond Princess
Irfan Setiaputra siap setiap saat untuk mengirimkan pesawat Garuda Indonesia dalam rangka menjemput kru Indonesia yang ada di kapal Diamond Princess.
Saat ini penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang terinfeksi dari negara AS, Kanada, Australia, Ukraina, Korea, Hong Kong dan beberapa negara lainnya.
Baca: Raker dengan Komite II DPD RI, Siti Nurbaya Jelaskan 5 Program Nasional
Baca: Presiden Joko Widodo Ikut Berduka Atas Meninggalnya Ashraf Sinclair
Namun tidak ada satu pun WNI yang terinfeksi, semuanya sehat hingga saat ini.
Menteri Terawan Hati-hati
Sementara itu Menteri Kesehatan (Kemenkes) RI Terawan Agus Putranto masih menunggu hasil pemeriksaan terhadap 78 orang warga negara Indonesia (WNI) yang ikut dikarantina akibat terpapar virus corona di atas kapal pesiar Jepang, Diamond Princess.
Terawan bersikap hati-hati. Dia siap berangkat ke Jepang untuk menjemput para WNI tersebut.
Namun, tentunya jika hasil pemeriksaan menyatakan ke-78 awak kapal itu negatif virus corona.
Ia juga siap berkoordinasi dengan pemerintah Jepang untuk melakukan visi kemanusiaan itu.
"Kalau itu negatif, saya juga akan ke sana. Mengecek dan juga menjemputnya. Menkes yang ke sana. Tapi saya koordinasi dulu, diperkenankan nggak secara protokoler kenegaraan. Karena kita selalu menghargai hubungan antarnegara," ucap Terawan saat jumpa pers di Gedung Bina Graha, Kantor Staf Presiden (KSP), Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2/2020).
"Kita tunggu hasil PCR-nya. Hasil pemeriksaannya," kata menteri.
Reaksi berantai polimerase (PCR = polymerase chain reaction) merupakan suatu teknik atau metode perbanyakan (replikasi) DNA (Asam deoksiribonukleat) secara enzimatik tanpa menggunakan organisme.
Dengan teknik ini, DNA dapat dihasilkan dalam jumlah besar dengan waktu relatif singkat sehingga memudahkan berbagai teknik lain yang menggunakan DNA.

Terawan juga memastikan WNI yang berada di kapal Jepang tersebut dalam kondisi sehat. Namun, pemerintah Indonesia butuh sertifikasi atau bukti tertulis mereka memang benar-benar sehat untuk keperluan dalam negeri.
"Kami butuh sertifikasi. Sehingga kalau di sini nanti sehat dan baik, ngapain diobservasi lagi? Sudah cukup kalau sehat. Karena itu dipastikan lagi bagi kita apakah diperkenankan untuk melakukan pengecekan dan penjemputan," kata Terawan.
Sementara Australia akan mengevakuasi 200 warganya dari kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di lautan, dekat wilayah Jepang sejak 5 Februari lalu.
"Australia akan mengevakuasi lebih dari 200 warga yang ada di atas kapal pesiar yang terkena virus corona yang dikarantina di Pelabuhan Yokohama, Jepang," ujar Perdana Menteri Scott Morrison kepada wartawan di Melbourne, Senin.
Morrison mengatakan semua warga Australia akan dijemput pada Rabu (19/2/2020) mendatang.
Selanjutnya lebih dari 200 warga itu akan mengikuti masa karantina selama 14 hari, di utara Australia.
"Bagi mereka yang lebih dari 200 warga Australia yang akan kembali ke Australia, kami harus melakukan masa karantina selama 14 hari lebih lanjut," kata Morrison.