Senin, 6 Oktober 2025

Dirut Garuda Indonesia Siap Setiap Saat Kirim Pesawat, Evakuasi Kru di Kapal Jepang Diamond Princess

Irfan Setiaputra siap setiap saat untuk mengirimkan pesawat Garuda Indonesia dalam rangka menjemput kru Indonesia yang ada di kapal Diamond Princess.

Editor: Dewi Agustina
Istimewa/Dok Pribadi
Irfan Setiaputra Direktur Utama Garuda Indonesia 

Laporan Koresponden ‪Tribunnews.com‬, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra siap setiap saat untuk mengirimkan pesawat Garuda Indonesia dalam rangka menjemput kru Indonesia yang ada di kapal Diamond Princess di Pelabuhan Yokohama Jepang.

"Saya siap setiap siap untuk kirim pesawat ke Jepang mengevakuasi para kru Indonesia di kapal pesiar Diamond Princess," kata Irfan Setiaputrakepada Tribunnews.com, Swlasa (18/2/2020).

Saat ini ada 78 kru Indonesia yang berada di dalam kapal Diamond Princess menunggu pulang ke Indonesia karena ikut dalam karantina yang dilakukan pemerintah Jepang.

"Kita siap mengevakuasi karena bukan hanya kewajiban sosial tetapi juga ini tertulis dalam UU kita untuk segera siap membantu dalam hal bencana apapun di negara luar," tambahnya.

Menurut Irfan yang penting izin dan perintah dari Kementerian Luar Negeri Indonesia.

“Kalau diperintahkan kita akan segera kirimkan pesawat ke Tokyo," kata dia.

Menurut Irfan pesawat sudah siap ke Haneda lalu ke Batam dan ABK dikarantina di Natuna.

Seorang kru Indonesia juga menyampaikan pesan lewat Tribunnews.com, Selasa (18/2/2029) untuk disampaikan ke Menteri Luar Negeri Indonesia.

"Tolong kalau bisa kepulangan kami dipercepat ibu Menteri," kata kru Indonesia tersebut menyampaikan pesan tersebut.

"Saat ini semua kru Indonesia dalam keadaan sehat," tambahnya.

Baca: 2 Minggu Sebelum Meninggal, Ashraf Sinclair Sempat Mengobrol Empat Mata dengan Afgan, Bahas Impian

Baca: Ashraf Sinclair Meninggal, Daniel Mananta Ungkap Kondisi BCL dan Noah: Jujur Saya Nggak Kuat

Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato mengizinkan seluruh penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Pelabuhan Yokohama untuk turun dari kapal, Rabu (19/2/2020) besok, dengan catatan tidak ada kejadian mendadak.

"Besok semua penumpang kapal Diamond Princess boleh ke luar dari kapal kalau semuanya lancar tak ada kejadian apa pun," kata Menteri Katsunobu Kato dalam jumpa pers, Selasa (18/2/2020) pagi.

Sedikitnya 35 unit mobil ambulance telah disiagakan setiap hari di Terminal Yokohama tempat kapal pesiar Diamond Princess bersandar saat ini.
Sedikitnya 35 unit mobil ambulance telah disiagakan setiap hari di Terminal Yokohama tempat kapal pesiar Diamond Princess bersandar saat ini. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Saat ini tercatat dari total 1.723 penumpang yang diuji, total 454 orang yang terinfeksi virus saat ini dari kapal Diamond Princess, termasuk 212 warga Jepang dan di dalamnya ada 20 pasien yang sakit parah.

Sementara itu pemerintah Korea akan menjemput khusus 14 penumpang warga Korea penumpang kapal pesiar Diamond Princess besok termasuk yang terinfeksi virus corona.

Saat ini penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang terinfeksi dari negara AS, Kanada, Australia, Ukraina, Korea, Hong Kong dan beberapa negara lainnya.

Baca: Raker dengan Komite II DPD RI, Siti Nurbaya Jelaskan 5 Program Nasional

Baca: Presiden Joko Widodo Ikut Berduka Atas Meninggalnya Ashraf Sinclair

Namun tidak ada satu pun WNI yang terinfeksi, semuanya sehat hingga saat ini.

Menteri Terawan Hati-hati

Sementara itu Menteri Kesehatan (Kemenkes) RI Terawan Agus Putranto masih menunggu hasil pemeriksaan terhadap 78 orang warga negara Indonesia (WNI) yang ikut dikarantina akibat terpapar virus corona di atas kapal pesiar Jepang, Diamond Princess.

Terawan bersikap hati-hati. Dia siap berangkat ke Jepang untuk menjemput para WNI tersebut.

Namun, tentunya jika hasil pemeriksaan menyatakan ke-78 awak kapal itu negatif virus corona.

Ia juga siap berkoordinasi dengan pemerintah Jepang untuk melakukan visi kemanusiaan itu.

"Kalau itu negatif, saya juga akan ke sana. Mengecek dan juga menjemputnya. Menkes yang ke sana. Tapi saya koordinasi dulu, diperkenankan nggak secara protokoler kenegaraan. Karena kita selalu menghargai hubungan antarnegara," ucap Terawan saat jumpa pers di Gedung Bina Graha, Kantor Staf Presiden (KSP), Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2/2020).

"Kita tunggu hasil PCR-nya. Hasil pemeriksaannya," kata menteri.

Reaksi berantai polimerase (PCR = polymerase chain reaction) merupakan suatu teknik atau metode perbanyakan (replikasi) DNA (Asam deoksiribonukleat) secara enzimatik tanpa menggunakan organisme.

Dengan teknik ini, DNA dapat dihasilkan dalam jumlah besar dengan waktu relatif singkat sehingga memudahkan berbagai teknik lain yang menggunakan DNA.

Dua bus tiba di sebelah kapal pesiar Diamond Princess, dengan orang-orang dikarantina di dalam kapal karena kekhawatiran akan coronavirus baru, di Daikaku Pier Cruise Terminal di pelabuhan Yokohama Jepang pada 16 Februari 2020.
Dua bus tiba di sebelah kapal pesiar Diamond Princess, dengan orang-orang dikarantina di dalam kapal karena kekhawatiran akan coronavirus baru, di Daikaku Pier Cruise Terminal di pelabuhan Yokohama Jepang pada 16 Februari 2020. (Behrouz MEHRI/AFP)

Terawan juga memastikan WNI yang berada di kapal Jepang tersebut dalam kondisi sehat. Namun, pemerintah Indonesia butuh sertifikasi atau bukti tertulis mereka memang benar-benar sehat untuk keperluan dalam negeri.

"Kami butuh sertifikasi. Sehingga kalau di sini nanti sehat dan baik, ngapain diobservasi lagi? Sudah cukup kalau sehat. Karena itu dipastikan lagi bagi kita apakah diperkenankan untuk melakukan pengecekan dan penjemputan," kata Terawan.

Sementara Australia akan mengevakuasi 200 warganya dari kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di lautan, dekat wilayah Jepang sejak 5 Februari lalu.

"Australia akan mengevakuasi lebih dari 200 warga yang ada di atas kapal pesiar yang terkena virus corona yang dikarantina di Pelabuhan Yokohama, Jepang," ujar Perdana Menteri Scott Morrison kepada wartawan di Melbourne, Senin.

Morrison mengatakan semua warga Australia akan dijemput pada Rabu (19/2/2020) mendatang.

Selanjutnya lebih dari 200 warga itu akan mengikuti masa karantina selama 14 hari, di utara Australia.

"Bagi mereka yang lebih dari 200 warga Australia yang akan kembali ke Australia, kami harus melakukan masa karantina selama 14 hari lebih lanjut," kata Morrison.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved