Senin, 6 Oktober 2025

6 Bulan Perjuangan Syahrul Munif Keluar dari ISIS, Dikira Misi Kemanusiaan hingga Banyak Pembunuhan

Mantan Anggota ISIS, Syahrul Munif menceritakan perjuangannya saat keluar dari ISIS (Islamic State of Iraq and Syria).

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Ifa Nabila
YouTube tvOneNews
Mantan Anggota ISIS, Syahrul Munif ceritakan perjuangannya saat keluar dari ISIS 

Lebih lanjut, Syahrul menuturkan bahwa dari awal ia tidak mengetahui rombongan yang diikutinya merupakan bagian dari ISIS.

Sepengetahuannya, ia diajak ke Suriah untuk melakukan misi kemanusiaan.

d
Mantan Anggota ISIS, Syahrul Munif (YouTube tvOneNews)

"Saya pikir dulu ke Suriah misi kemanusiaan ya, tapi ternyata rombongan saya gabung ke ISIS," ujarnya.

"Jadi mau tidak mau kami mengikuti pola di sana bersama ISIS," kata Syahrul.

Namun saat berjalan enam bulan, Syahrul  merasa ragu dengan apa yang diikutinya saat itu.

Ia merasa hati nuraninya menolak untuk mengikuti aksi dari kelompok ISIS ini.

"Kemudian lama-kelamaan hati nurani merasa tidak cocok. Yakni adanya pembunuhan bahkan penggal kepala," ujarnya.

"Saya pikir apakah ini Islam yang Rahmatan Lil Alamin, apa fungsinya ketika kekerasan dimunculkan sedemikian rupa," jelasnya.

"Tidak lama ada deklarasi khilafah saat itu, menurut saya, apakah ini tidak terlalu prematur ya untuk sebuah negara yang masih belum stabil," kata Syahrul.

Baca: Keaman Negara Harus Dipertimbangkan Sebelum Memulangkan Eks ISIS

Baca: Muncul Opsi Ketiga Solusi Polemik Pemulangan WNI Eks ISIS, Komnas HAM Harap Maruf Amin Turun Tangan

Melihat hal ini, Syahrul semakin mantap untuk keluar dari ISIS.

Namun perjuangan untuk kembali ke Indonesia tidak semudah yang ia bayangkan.

Mengingat paspor miliknya dipegang oleh satu di antara orang Suriah.

"Pulang ke Indonesia itu menurut saya sejarah yang paling seru ya, karena keluar dari negeara konflik" ujarnya.

"Dimana paspor saya juga dipegang oleh orang Suriah," imbuhnya.

"Jadi saya dengan bahasa semampunya harus dapat meyakinkan bisa mengambil paspor itu," jelasnya.

Syahrul mengaku selalu mendapat penolakan saat mengambil kembali paspornya.

"Pada akhirnya saya meyakinkan dia kalau akan mengajak anak istri untuk dibawa ke Suriah," ujarnya.

"Nah karena alasan itu, barulah dapat diterima," imbuhnya.

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved