Fakta Baru Dugaan Penipuan WO Pandamanda, Oleng Sejak Beli Rumah Dua Lantai Rp 1,2 Miliar
Wedding organizer Pandamanda di Pancoran Mas, Depok, Jabar melakukan penipuan kepada kliennya dengan cara sendiri mengambil untung banyak dari klien.
Modus gali tutup lubang ini terungkap oleh salah satu penyedia (vendor) yang bekerja sama dengan Pandamanda.
Baca: VIRAL Kisah Pengantin Ditipu Wedding Organizer Pandamanda, Pemilik WO Kini Diamankan Polisi
Pengusaha sound system panggung pernikahan, Lea Gozal menyebut AS memiliki cara khusus buat mengikatnya sekaligus berutang terus-terusan.
"Jadi gini dia sistemnya. Ketika saya mau ikut event selanjutnya, event yang minggu lalu baru dilunasin. Jadi gali lubang, tutup lubang," ujar Lea, Rabu di Mapolres Metro Depok.
"Begitu kan otomatis saya harus terikat dengan dia. Saya dikasih jadwal dulu ke depan, baru dibayarkan event yang minggu lalu," tambah dia.
Lea mengaku rugi Rp 6,2 juta karena tiga helatan pernikahan terakhir ia tak dibayar-bayar oleh AS.

Viral kisah pengantin yang ditipu oleh Wedding Organizer Pandamanda. Pemilik WO telah diamankan polisi atas laporan sejumlah korban.
(Twitter @ElsyanaPS)
Pengakuan AS
AS yang juga tersangka dugaan penipuan membuat sejumlah pengakuan
Ia mengaku sebagai pemilik wedding organizer memiliki tantangan terberat yakni mengelola sumber daya manusia (SDM).
"Kami mulai (beroperasi sejak) 2013. Kami sih (kesulitan utama) pasti di SDM," ujar AS, dikutip Kompas.com.
Peristiwa pada salah satu kliennya yang melapor karena tak dilengkapi katering saat pesta pernikahannya, Minggu (2/2/2020).
AS mengaku peristiwa itu jadi kegagalan pertama Pandamanda mengelola dana calon mempelai.
Ia mengklaim ketika katering tak hadir di pesta pernikahan disebabkan oleh kesalahan manajemen yang berujung keterlambatan pengiriman.
Menurut AS, mismanajemen tersebut, tak terlepas dari sulitnya mengelola SDM.
"Bisa ada klien yang enggak dapat fasilitas kemarin (2 Februari 2020) itu kasusnya juga karena SDM. Kan satu hari itu kami ada 10 (event pernikahan sekaligus)," kata dia.
"Jadi kendalanya ya di transportasi, ya secara umum di SDM itu," imbuh AS.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani) (Kompas.com/Vitorio Mantalean)