Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Alfi Rian Terpaksa Jalan Kaki 7 Menit Berbelanja Makanan untuk Stok Seminggu

Akibat mewabahnya virus corona yang sudah merenggut 170 nyawa itu, Rian dan rekan-rekannya kini tidak bisa ke luar dari Wuhan.

Editor: Dewi Agustina
Dok. Alfi Rian Tamara
Kondisi asrama tempat mahasiswa asal Indonesia Alfi Rian Tamara tinggal di Wuhan, Cina 

Biasanya empat hari jelang habisnya stok di asramanya, Rian akan kembali membeli bahan makanan.

"Mungkin sekitar empat hari lagi kami (mahasiswa) akan belanja kembali untuk memenuhi stok seminggu ke depan. Menjaga pasokan makanan kami," jelasnya.

Ketakutan akan virus corona tentu terlintas dalam pikiran Rian. Namun, ia berusaha menjaga diri agar tak tertular virus tersebut dengan melengkapi dirinya menggunakan masker serta sarung tangan.

"Sebenarnya takut juga untuk keluar berbelanja, (karena bisa) tertular virus. Namun kami memakai masker dan sarung tangan, karena virus itu menular melalui sistem pernafasan dan sentuhan langsung orang-orang yang terpapar virus," kata Rian.

"Jadi kami menghindari tempat ramai dan alhamdulillah setiap belanja tidak saat ramai atau banyak orang lain. Tidak bercampur dengan orang-orang lainnya," katanya.

Tak hanya kelangkaan serta menipisnya stok makanan, warga di Kota Wuhan juga mengalami krisis masker di pasaran.

Tim medis melakukan penanganan darurat pasien yang diindikasi terjangkit Virus Corona di Ruang Isolasi Khusus Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi saat simulasi penanganan wabah Virus Corona (nCoV) di Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (30/1/2020). Berbagai simulasi penanganan yang dilakukan oleh RSUP Kariadi bersama Dinas Kesehatan Pemprov Jateng dan sejumlah rumah sakit di Kota Semarang tersebut sebagai antisipasi kesiapsiagaan perangkat medis dalam penanganan wabah Virus Corona tersebut. Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Tim medis melakukan penanganan darurat pasien yang diindikasi terjangkit Virus Corona di Ruang Isolasi Khusus Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi saat simulasi penanganan wabah Virus Corona (nCoV) di Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (30/1/2020). Berbagai simulasi penanganan yang dilakukan oleh RSUP Kariadi bersama Dinas Kesehatan Pemprov Jateng dan sejumlah rumah sakit di Kota Semarang tersebut sebagai antisipasi kesiapsiagaan perangkat medis dalam penanganan wabah Virus Corona tersebut. Tribun Jateng/Hermawan Handaka (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Hal itu dikarenakan masker dianggap sebagai upaya mencegah penularan dan penyebaran virus secara langsung sehingga masyarakat berebutan untuk membeli serta memilikinya.

"Harganya lebih mahal dan sekarang di pasaran persediaan masker dan orang pada berebutan semua. Kita sangat kesulitan untuk masker, jadi kesempatan kita untuk bisa ke luar (asrama) itu semakin sedikit karena pasokan masker semakin sedikit, jadinya kita tidak berani ke luar."

Baca: Mahasiswa Indonesia: Kesimpulan Sementara Virus Berasal dari Kebiasaan Orang Wuhan Makan Ular

Baca: Peneliti China Ungkap Laki-laki Lebih Rentan Terhadap Virus Corona Daripada Perempuan

Mengenai kondisinya di Wuhan, Rian memastikan ia beserta mahasiswa Aceh lainnya hingga kini dalam kondisi baik-baik saja.

"Kami di sini Alhamdulillah sampai sekarang masih bertahan dan baik-baik saja. Insyaallah belum ada mahasiswa Indonesia, mahasiswa Aceh yang terinveksi virus. Karena kami selalu melakukan pemantauan untuk seluruh tubuh juga belum ada yang terkena demam, batuk yang hebat," ujarnya.(tribun network/vin/dod)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved