Kisah Wartawan Tribunnews Tembus Lokasi Longsor di Bogor: Sinyal Ponsel Kami Perlahan Menghilang
Momen tahun baru 2020, wilayah Kabupaten Bogor diliputi bencana banjir dan longsor yang terjadi di puluhan titik lokasi.
Memang, selama perjalanan kami juga sempat melihat beberapa plang peringatan yang menunjukan bahwa kami telah memasuki kawasan 'rawan longsor.'
Sejumlah jalan memutar kami lewati karena ada pula titik longsoran tanah menutup jalan yang sama sekali tak bisa dilewati kendaraan roda dua.
Semakin jauh kami melakukan perjalanan, sinyal atau jaringan provider di ponsel kami perlahan menghilang.
Kampung Mati di Harkatjaya
Setelah menempuh jarak sekitar 44 km dari Kota Bogor, hari itu kami tiba di lokasi longsor Desa Harkatjaya.
Dua kampung yakni Kampung Banar dan Kampung Sinarharapan di desa ini terpantau sudah dalam kondisi tak lagi dialiri listrik.
Dua kampung yang kami temui ini terpantau sudah kosong laiknya kampung mati setelah ditinggalkan ratusan warganya untuk mengungsi.
Bahkan motor dan mobil milik warga terpantau dibiarkan begitu saja.
Para korban longsor terpantau mengungsi di sekolah, rumah kosong dan juga rumah-rumah kerabat mereka.
Namun, kondisi para pengungsi di Desa Harkatjaya ini harus hidup berhari-hari tanpa listrik.
Untuk penerangan pun, mereka hanya bermodalkan lilin.
Di lokasi ini ada 4 warga ditemukan tewas karena tertimbun longsor yang salah satunya adalah bocah umur 5 tahun.
Keesokan harinya, pada Jumat (7/1/2020) pagi kami menuju lokasi longsor selanjutnya yakni di Kampung Ciputih Tonggoh, Desa Sukajaya yang tak terlalu jauh dari lokasi longsor pertama.
Di kampung ini ada sekitar 30 rumah hilang diterjang longsor.
Namun beruntung tak ada korban jiwa dalam longsor di kampung ini.