Senin, 6 Oktober 2025

Kasus Novel Baswedan

Kabareskrim Sebut 2 Penyiram Air Keras Terhadap Novel Baswedan Polisi Aktif, Ditangkap di Depok

Listyo menyampaikan ke awak media, kedua terduga pelaku ditangkap dari sebuah tempat di Cimaggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (26/12/2019) malam.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews/JEPRIMA
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komisaris Jenderal (Komjen) Listyo Sigit Prabowo bersama Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Argo Yuwono dan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus serta jajaran kepolisian melakukan konferensi pers terkait penangkapan tersangka penyiraman air keras kepada penyidik senior KPK, Novel Baswedan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (27/12/2019). Menurut Listyo Tadi malam tim teknis telah mengamankan pelaku yang diduga melakukan penyiraman terhadap Novel Baswedan, pelaku ada dua orang dengan inisial RM dan RB. (Tribunnews/Jeprima) 

"IPW mendapat informasi A1 bahwa terduga pelaku penyerangan Novel adalah anggota Polri dari Brimob, Kelapa Dua, Depok. Terduga Pelaku berpangkat brigadir itu adalah pelaku tunggal," kata Neta.

Adapun seorang pelaku lainnya berperan mengendarai sepeda motor saat penyiraman terhadap Novel.

"Terduga pelaku minta diantarkan oleh temannya ke kawasan perumahan Novel di kelapa gading dengan sepeda motor dan temannya tersebut tidak tahu-menahu bahwa terduga pelaku akan menyerang Novel," tuturnya.

Baca: Sketsa Wajah Terduga Pelaku Penyerang Novel Baswedan Pernah Dirilis Polri, Samakah dengan Tersangka?

Disebutkan Neta, anggota Brimob yang berperan menyiramkan air keras menggunakan air aki mobil bercampur air saat melancarkan aksinya ke Novel.

Namun, Neta belum memperoleh informasi perihal aktor intelektual maupun motif dari penyiraman air keras tersebut.

"Dia menyerang Novel dengan air aki mobil yang sudah dicampur air, yang dia siapkan sebelumnya. Tujuannya karena merasa kesal dan dendam dengan ulah Novel, yang tidak dijelaskan yang bersangkutan kenapa yang bersangkutan dendam pada Novel," tuturnya.

Neta meminta Polri untuk segera membuka kasus penyerangan Novel Baswedan secara transparan ke publik, mulai latar belakang kedua pelaku, motif kasus, ada atau tidaknya aktor intelektual hingga alasan pelaku menyerahkan diri.

"Dengan transparannya pengungkapan kasus ini, kasus Novel bisa segera dituntaskan, sehingga Polri tidak terus-menerus tersandera kasus Novel," ujarnya.

Pelaku penyerangan dan teror terhadap Novel Baswedan baru berhasil diungkap Polri setelah kasus itu terjadi lebih dari 2,5 tahun.

Novel diserang pada 11 April 2017 saat berjalan menuju kediamannya, setelah menunaikan ibadah shalat Subuh di Masjid Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Akibat penyiraman air keras ini, kedua mata Novel terluka parah.

Dia sempat menjalani operasi mata di salah satu rumah sakit di Singapura.

Penangkapan terhadap orang-orang yang diduga terlibat penyerangan terhadap Novel Baswedan pernah dilakukan kepolisian sebelumnya.

Pada Juli 2017 atau tiga bulan setelah penyerangan terhadap Novel, Tito Karnavian selaku Kapolri saat itu merilis sketsa wajah seorang pria.

Menurut Tito, sketsa itu dibuat berdasarkan keterangan saksi yang mengaku melihat wajah pelaku lima menit sebelum Novel diserang.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved