Prakiraan Cuaca
Masa Libur Natal dan Tahun Baru 2020, BMKG Umumkan Sejumlah Wilayah akan Dilanda Cuaca Ekstrem
BMKG mengimbau kepada masyarakat dalam menyambut libur Natal dan Tahun Baru 2020 agar selalu waspada terhadap cuaca ekstrem
Perairan utara Sabang, Perairan barat Aceh hingga Kep.Mentawai, Perairan Enggano – Bengkulu, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga P.Sumba, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTB.
Selat Bali – Selat Lombok – Selat Alas bagian selatan, Laut Sawu bagian selatan, Perairan selatan P.Sawu hingga P.Rotte, Samudera Hindia barat Sumatra, Laut Natuna Utara, Perairan Kep. Anambas – Kep. Natuna, Laut Natuna, Perairan timur Bintan hingga Lingga,
Laut Sulawesi, Perairan Kep. Sangihe – Talaud, Laut Maluku, Perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, Perairan utara Papua Barat hingga Papua.
“Sementara untuk tanggal 27 – 28 Desember 2019 terjadi peningkatan gelombang laut setinggi 2,5-4 meter di Perairan Selatan Jawa Tengah hingga Sumbawa, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga Sumba dan Laut Natuna Utara,” ujar Dwikorita.
Dalam menyabut masa libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, BMKG juga turut berperan akitf dalam kegiatan Posko Nataru Nasional.
BMKG hadir di posko Kementerian Perhubungan, ASDP Pelabuhan Merak Banten, 34 UPT Provinsi dan di Posko gabungan di 13 Pelabuhan dan 96 Bandara.
Informasi yang terkait dengan cuaca, BMKG telah hadir di berbagai platform di media sosial.
Masyarakat dapat dengan mudah mengakses segala informasi yang terkait dengan cuaca dan BMKG akan menginformasikan kondisi cuaca terkini dari berbagai wilayah di Indonesia.
BMKG mengimbau agar masyarakat tetap selalu waspada terhadap segala kondisi dan potensi bencana.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan masyarakat dalam sikap mewaspadai yaitu :
1. Waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin kencang yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh.
2. Tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir.
3. Waspada kenaikan tinggi gelombang.
4. . Menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda
(Tribunnews.com/Muhammad Nur Wahid Rizqy)