Jumat, 3 Oktober 2025

Viral Fenomena Ular Kobra Teror Rumah Warga, Jangan Dibunuh! Begini Cara Benar Menghadapinya

Viral fenomena ular kobra yang meneror rumah warga di beberapa daerah di Indonesia. jika menemukan, begini cara menghadapinya.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Ifa Nabila
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Keeper Ular Bandung Zoo, Tugar Hadi Sudrajat (33) mempraktikan cara menangkap ular kobra seusai Diskusi Mengatasi Maraknya Fenomena Kobra di Sekitar Warga, di Bandung Zoo, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Selasa (17/12/2019). Pengelola Ular Bandung Zoo, Panji Ahmad Fauzan mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap teror ular kobra pada musim hujan seperti saat ini. Jika menemukan ular kobra yang berkeliaran di pemukiman warga sebaiknya tidak bertindak sendiri tanpa keahlian khusus, tapi segera laporkan kepada warga/petugas yang memiliki keahlian yang baik dalam menangani hewan berbisa tersebut. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM - Akhir-akhir ini beberapa daerah di Indonesia sedang dihebohkan dengan kemunculan ular kobra secara tiba-tiba.

Fenomena itu saat ini dikenal dengan nama teror ular kobra yang muncul di sekitar lingkungan tempat tinggal warga.

Hal itu membuat masyarakat khawatir, terutama apabila ular yang ditemukan berbahaya.

Di Jakarta Barat, terakhir ditemukan ular kobra anakan berukuran 15 cm-25 cm di area apartemen.

Kejadian selanjutnya, ditemukan cangkang telur ular kobra di daerah Bekasi.

Telur-telur kobra tersebut sudah dalam keadaan kosong dan hanya tersisa cangkangnya saja.

Tidak hanya daerah Jakarta saja, di Jawa Tengah, belasan ular kobra juga ditemukan di daerah Karangdowo, Klaten.

Ular kobra sebanyak 13 ekor itu menyusup di sebuah warung selama satu pekan terakhir.

Setelah Klaten, 31 ekor ular kobra ditemukan bersembunyi di Masjid At Taqwa, Perumahan Griya Adi, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Penampakan sebagian anak ular kobra Jawa yang ditemukan di Masjid At Taqwa di Perumahan Griya Adi, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Selasa (17/12/2019).
Penampakan sebagian anak ular kobra Jawa yang ditemukan di Masjid At Taqwa di Perumahan Griya Adi, Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Selasa (17/12/2019). (TribunSolo.com/Agil Tri)

Puluhan ular kobra itu ditemukan pengurus masjid pada awal Desember lalu.

Di luar pulau Jawa, ternyata fenomena ular kobra juga menghebohkan.

Di Banjar Bunutin, Tabanan, Bali, warga juga menemukan induk ular kobra dengan sekitar 30 telur yang siap menetas.

Temuan itu terjadi pada pertengahan Desember di dekat pekarangan rumahnya.

Lantas bagaimana cara menghadapi datangnya ular kobra jika kita menemukannya sendiri?

Tribunnews.com menghubungi Kabid Damkar Satpol PP Sukoharjo, Margono, Rabu (18/12/2019) untuk menjawab persoalan tersebut.

Menurutnya, ada beberapa cara menghadapi temuan ular kobra.

Jika tidak berani menyentuhnya, maka bisa memanggil pihak-pihak berwenang untuk membantu.

Bisa kepada Damkar (Pemadam Kebakaran), komunitas reptil atau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Untuk itu, usahakan tidak melakukan sendiri dalam menghadapi ancaman ular kobra.

Jika memang kondisinya membahayakan dan berani dengan ular, menurut Margono, gunakanlah peralatan yang aman.

"Usahakan jangan mengusir ular itu belagak berani tapi tidak menggunakan peralatan yang aman,"

"Karena bisa membahayakan lebih baik menghubungi kita karena kita alatnya lengkap," tutur Margono.

Margono juga memberikan saran jika ada masyarakat yang berani menanganinya sendiri.

"Kalau mau menangani sendiri lebih baik ungsikan dulu keluarga, sembari menelepon kita," katanya.

Lebih lanjut, Margono memberi saran beberapa alat rumah tangga yang sekiranya bisa mengusir ular kobra.

"Kalau ada mayarakat yang berani mengusirnya coba saja memakai sapu atau penjepit saja supaya ularnya tidak kemana-mana," katanya.

Setelah ular sudah bisa diamankan maka digiring saja dan dimasukkan ke dalam sebuah tempat.

Saat ditanya apakah ular bisa dibunuh saja, Margono tidak menyarankannya.

"Saya tidak sepakat ular itu dibunuh kecuali mengancam jiwa, caranya bisa dialihkan saja ke persawahan, untuk menjaga ekosistem alam," ujar Margono.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved