Sabtu, 4 Oktober 2025

Penghapusan Ujian Nasional

Ketika Ketua Komisi X Buat Pantun Khusus untuk Nadiem, Kata Anggota Nggak Nyambung

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini telah menyiapkan pantun khusus ini di dalam mobil, saat hendak menuju Gedung Parlemen.

Editor: Johnson Simanjuntak
dpr.go.id
DPR melalui Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda, menuntut permohonan maaf secara terbuka dari pihak Malaysia terkait kasus pengeroyokan supporter Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Komisi X DPR RI menggelar rapat dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Keputusan Nadiem menghapus Ujian Nasional (UN) dan menggantikannya dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter menjadi satu pokok bahasan dalam rapat di Komisi X.

Saat membuka rapat, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda menyampaikan pantun khusus untuk Nadiem.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini telah menyiapkan pantun khusus ini di dalam mobil, saat hendak menuju Gedung Parlemen.

Baca: Komisi X: Jangan Sampai Siswa Kita Kembali Menjadi Kelinci Percobaan

"Saya tadi di mobil bikin pantun buat mas Nadiem menyangkut soal empat hal yang kemarin sudah di launching. Mohon nanti kalau saya sampaikan langsung bilang cakep ya. Semoga cakep ini," ucap Syaiful Huda.

Demikian bunyi pantun Ketua Komisi X DPR RI itu:

Ada jarum dan ada juga peniti (cakep)
Jangan ditusuk pastilah luka (cakep)
Ujian Nasional sudah akan diganti
Mas Nadiem harus jamin lebih sempurna.

"Nggak nyambung pak," sahut para anggota Komisi X DPR RI dan hadirin yang ikut dalam rapat.

"Nyambung lah masa ga nyambung?! Saya ulangi lagi ini, nyambung ini," ucap Syaiful Huda.

Ia mengulang pantun khusus untuk Nadiem.

"Nyambung kan?" ucapnya.

Baca: Soal Penghapusan Ujian Nasional, Pengamat: Guru akan Lebih Berkreasi, dan Tidak Hanya Fokus untuk UN

Menurut Syaiful Huda, pantun ini mewakili keresahan dirinya dan masyarakat.

Apalagi para guru, dan siswa, yang langsung terdampak dari kebijakan penghapusan UN itu.

Syaiful Huda menyatakan dari awal Komisi X mendukung keputusan penghapusan UN dan menggantikannya dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.

Tapi politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak ingin kebijakan baru pendidikan ini malah akan kembali menjadikan para siswa menjadi kelinci percobaan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved