Dua Tahun Berhenti Gunakan Sosial Media, Nadiem Makarim Mengaku Hidup Adem dan Stres Menurun
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyampaikan pesan kepada anak muda untuk lebih mendengarkan suara hati.
Saat disinggung soal pilihan Nadiem Makarim yang meninggalkan perusahaan yang ia rintis Gojek untuk menjadi Menteri, awalnya ia mengaku sempat sedih.
Nadiem Makarim harus meninggalkan mitra driver dan rekan kerjanya di Gojek.
"Sedih, ya terus terang saya jelas ada rasa takut bergabung melakukan sesuatu yang baru," jelas Nadiem Makarim.
"Tapi setelah saya pikir-pikir lagi ya menurut saya itu namanya keberanian adalah untuk bisa mengakui ketakutan tapi tetap melangkah ke depan," tambahnya.
Lebih lanjut Nadiem Makarim mengungkapkan awalnya sempat berpikir dulu sebelum menerima tawaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Namun, saat ia mengetahui bahwa tugas yang diberikan kepadanya soal pendidikan maka Nadiem Makarim langsung menerima tawaran tersebut.
"Tentunya saya mikir dulu, deg-degan dan mikir, cuma karena bidangnya pendidikan, saya langsung secara otomatis ya harus menerima," terang Nadiem Makarim.
Menurut Nadiem Makarim cara yang paling tepat untuk membentuk generasi berikutnya agar mampu menjadi generasi yang adaptif dan kreatif serta unggul adalah melalui pendidikan.
"Karena menurut saya, enggak ada cara lain kita melakukan lompatan ke depan untuk negara ini tanpa mencetak dan membentuk generasi berikutnya agar mereka bisa adaptif, kreatif dan bisa unggullah di panggung dunia bukan hanya di Indonesia aja gitu, jadi kuncinya adalah pendidikan," jelas Nadiem Makarim.
Nadiem Makarim juga menuturkan bahwa pendidikan tidak hanya di dalam kelas, bukan hanya guru tetapi juga orang tua dan bagaimana cara berinteraksi dengan masyarakat.
Nadiem Makarim mengungkapkan hal yang paling penting untuk mengatasi perubahan di masa depan adalah dengan cara membetuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang kuat.
Dengan membentuk SDM yang kuat maka apapun permasalahan yang akan terjadi di masa depan masyarakat Indonesia bisa diselesaikan.
Selain itu, anak muda juga akan lebih bisa adaptif dan bisa memetakan serta memecahkan masalah yang ada.
"Kan kita nggak tahu masalah apa yang akan dihadapi di masa depan, sulit sekali menebak."
"Jadi kalau SDM kita kuat, apapun kompleksitas masalah di masa depan kita bisa handle."
"Anak muda kita bisa adaptif, dia bisa memetakan dan memecahkan permasalahan yang ada apapun itu," jelas Nadiem Makarim. (Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)