Sabtu, 4 Oktober 2025

Megawati Terima Penghargaan Dari BMKG Sebagai Tokoh Pelopor Penguatan dan Modernisasi

Megawati Soekarnoputri menerima anugerah kehormatan 'Tokoh Pelopor Penguatan dan Modernisasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk Kemanusiaan

Istimewa
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menerima anugerah kehormatan Tokoh Pelopor Penguatan dan Modernisasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk Kemanusiaan dan Lingkungan di kantor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019) sore. / Istimewa 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menerima anugerah kehormatan 'Tokoh Pelopor Penguatan dan Modernisasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk Kemanusiaan dan Lingkungan'.

Anugerah tersebut diserahkan langsung Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam upacara di kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019) sore.

Dalam acara tersebut, hadir sejumlah petinggi negara.

Baca: Ruhut Sitompul Ungkap Asal Wacana Amandemen GBHN dari Megawati: Apapun Kita Perlu yang Namanya GBHN

Di antaranya adalah Ketua DPR Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri Riset Bambang Soemantri Brodjonegoro, Mentero Sosial Juliari Batubara, dan Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly.

Dalam sambutannya, Dwikorita mengatakan, BMKG saat ini akan segera mampu memberi peringatan dini tsunami paling lama 2 menit atau 120 detik setelah gempa terjadi.

Namun, pada 2004 lalu saat bencana tsunami di Aceh dan Nias terjadi, kemampuan BMKG adalah dua jam alias 7200 detik.

"Sebelumnya kemampuan kami di 2004 itu, kemampuan kami adalah dua jam. Saat itu tsunami Aceh," kata Dwikorita.

Baca: Peringatan Dini BMKG: Waspada Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi, Hari Ini Senin 25 November 2019

Semua lompatan kemampuan itu tak mungkin terjadi bila bukan karena peran Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden kelima RI.

Dwikorita lalu berkisah soal Indonesia menghadapi banjir yang menewaskan 22 orang di Jakarta pada 2002 lalu.

Saat itu, kenang Dwikorita, curahan hujan sangat tinggi.

Sementara kapasitas BMKG yang masih berada di bawah Departemen Perhubungan, sangat terbatas.
Sehingga untuk memberikan prediksi serta peringatan dini kepada masyarakat juga tak mampu.

Ia menyebut, Megawati mampu melihat ke depan melalui pengamatan atas fenomena perubahan iklim akibat kerusakan lingkungan sekaligus aktivitas kegempaaan.

Baca: BMKG Catat Gempa M 4.5 Guncang Pacitan Sabtu Malam Ini, Dirasakan Hingga Wilayah Yogyakarta

Yakni, bisa memprediksi bencana dan memberi peringatan dini yang akurat kepada masyarakat.

"Di sinilah Ibu Megawati menunjukkan betapa nilai-nilai kemanusiaan bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi pertimbangan utama dalam membuat keputusan," ucap Dwikorita.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved