Jokowi Dorong Hilirisari Pertambangan, Atasi Defisit Transaksi Berjalan dan Neraca Perdagangan
Jokowi mendorong melakukan hilirisasi produk pertambangan untuk mengatasi defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong untuk melakukan hilirisasi produk pertambangan kepada para pelaku industri tambang.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat menghadiri acara Indonesian Mining Association Award di Ballroom Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Menurutnya, dunia kini sudah menuju kepada era energi yang ramah lingkungan, berdasarkan diskusi Jokowi dengan sejumlah pimpinan organisasi internasional.
"Dunia sudah menuju kepada energi yang ramah lingkungan."
"Semuanya harus mulai siap-siap dan hati-hati," ujarnya, dilansir kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (20/11/2019).
Baca: Di Mata Najwa, Fadli Zon Kritisi Periode Kedua Presiden Jokowi: Jelas Kok Terjadi Kemunduran
Selain itu, diharapkan akan membantu pemerintah mengatasi defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan yang sudah berlangsung lama dengan hilirisasi industri tambang,
Jokowi mengatakan meskipun ekspor dari industri pertambangan itu sendiri memberikan kontribusi yang besar kepada neraca perdagangan Indonesia.
"Oleh sebab itu saya mengajak kita semuanya untuk memulai, memproses, barang-barang tambang kita ini menjadi barang setengah jadi atau barang jadi."
"Sehingga negara kita memiliki nilai tambah dan memiliki multiplier effect yang besar ke mana-mana termasuk tentu saja dalam penciptaan lapangan kerja yang itu dibutuhkan oleh masyarakat," jelasnya.
Ia mengungkapkan berdasarkan perhitungan, jika semua pelaku industri tambang menuju pada hilirisasi dengan mengekspor barang setengah jadi maupun bahan jadi, Jokowi meyakini masalah dua defisit tadi bisa diselesaikan dalam kurun waktu tiga tahun.
Baca: Reaksi Fahri Hamzah ketika Cuitannya yang Minta Ampun saat Kritik Jokowi Dibahas Najwa Shihab
"Itu hanya satu, kita baru berbicara satu komoditas yang namanya nikel."
"Belum berbicara masalah timah, batu bara, copper."
"Banyak sekali yang bisa kita lakukan dari sana karena dari situlah akan muncul nilai tambah," lanjutnya.