Jumat, 3 Oktober 2025

Erick Thohir Alihkan Seluruh Pejabat Eselon I Jadi Direksi Perusahaan, Tanggapan Pengamat Ekonomi

Erick Thohir mengalihkan pejabat eselon I Kementerian BUMN menjadi direkti di sejumlah BUMN. Pengamat ekonomi menyebutnya sebagai reformasi birokrasi.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Yanuar Riezqi Yovanda
Erick Thohir mengalihkan pejabat eselon I Kementerian BUMN menjadi direkti di sejumlah BUMN. Pengamat ekonomi menyebutnya sebagai reformasi birokrasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mulai merestrukturisasi para pejabat di Kementerian BUMN.

Dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Erick Thohir telah mengambil langkah untuk menyapu bersih seluruh pejabat eselon I di kementeriannya.

Menurut Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga, sebanyak tujuh pejabat eselon I Kementerian BUMN akan dialihkan menjadi direksi di sejumlah perusahaan plat merah.

Disebutkan pula, enam pejabat di antaranya sudah alih jabatan.

Arya Sinulingga Staff Khusus Menteri BUMN. Mengatakan pihak Kementerian BUMN pun kini menunggu keputusan Ahok untuk meneriwa tawaran memperkuat sektor BUMN di Indonesia.
Arya Sinulingga Staff Khusus Menteri BUMN. Mengatakan pihak Kementerian BUMN pun kini menunggu keputusan Ahok untuk meneriwa tawaran memperkuat sektor BUMN di Indonesia. (Tangkap Layar YouTube KompasTV)

"Perlu ada penyegaran dari teman-teman deputi itu bahwa mereka sebagian berasal dari korporasi juga," ujar Arya di Jakarta, Senin (18/11/2019), seperti dalam pemberitaan Kompas.com.

Melihat hal tersebut, Dosen Manajemen Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Retno Tanding Suryandari, menilai pengalihan seluruh pejabat eselon I di Kementerian BUMN menjadi direksi merupakan suatu reformasi birokrasi.

"Pak Erick Tohir itu kan tidak hanya memiliki satu wamen (wakil menteri) saja."

"Saya kira, beliau sekarang mengalihkan semua eselon I menjadi direksi maupun wakil direksi BUMN merupakan suatu reformasi birokrasi," tutur Retno pada Tribunnews.com, melalui sambungan telepon, Selasa (19/11/2019).

Menurutnya, keberadaan dua wakil menteri serta jajaran deputi di Kementerian BUMN justru menimbulkan tumpang tindih tupoksi.

"Jika wamen masih ada, deputi masih ada, itu akan menjadi tumpang tindih tupoksi."

"Sehingga dengan mengalihkan pejabat eselon 1 akan lebih menyederhanakan struktur birokrasi karena kemudian (tugasnya) akan digantikan wamen," lanjutnya.

Retno menambahkan, dirinya menilai pengalihan pejabat eselon I tersebut juga menjadi upaya menjadikan mereka memiliki pengalaman mengelola BUMN yang akan dipimpinnya.

Dilansir Kompas.com, Arya Sinulingga pun menyebutkan enam deputi dan satu Sekretaris Kementerian BUMN tersebut sudah dianggap mampu membenahi kinerja operasi serta kinerja keuangan BUMN.

Mereka pun diharapkan mampu membawa perubahan baik dalam perusahaan yang mereka pimpin.

"Selama ini bapak-bapak ini sudah banyak memberikan pengawasan dan mendorong perusahaan-perusahaan di BUMN hampir lima tahun."

"Jadi wajar kalau mereka mumpuni kembali ke perusahaan."

"Mudah-mudahan perusahaan yang mereka pimpin akan semakin baik," harapnya.

Selain itu, Dosen Manajemen UNS itu juga menilai pengalihan pejabat eselon I di Kementerian BUMN merupakan suatu perubahan positif.

Pasalnya, ia memandang hal tersebut sebagai penyederhanaan struktur.

Retno pun beranggapan Erick Thohir akan melakukan beberapa perubahan untuk mewujudkan visi presiden dalam menjadikan BUMN dan Kementerian BUMN sebagai 'Indonesia in Corporate'.

"Mungkin akan ada perubahan lagi yang dilakukan Pak Erick Thohir karena melihat visinya Pak Jokowi yang akan menjadikan BUMN dan Kementerian BUMN menjadi 'Indonesia in Corporate'," tutur Retno.

Ia menambahkan, menurut visi tersebut, BUMN diharapkan dapat menjadi satu holding company yang sangat besar.

"Selain itu, BUMN juga diharapkan dapat salah satu tangan Indonesia untuk melakukan investasi, mencermati industri mana yang bagus untuk dikembangkan dan berinvestasi dalam jangka panjang," lanjut Retno.

Menurutnya, hal tersebut baik untuk dilakukan di Indonesia.

Namun, Retno menuturkan, untuk mencapai Kementerian BUMN dan BUMN menjadi satu holding company yang sangat efektif dan efisien, perlu dilakukan perombakan-perombakan yang luar biasa.

Sebab asumsinya, menurut Retno, jika diarahkan menjadi  Indonesia in Corporate atau satu holding company yang sangat besar maka harus mampu mewakili kepentingan Indonesia untuk melakukan investasi, akuisisi industri atau perusahaan internasional.

Contohnya, pasti dibutuhkan mindset yang berbeda.

"Harus berpikir secara profesional untuk menjadikan BUMN dan Kementerian BUMN menjadi satu holding company yang kuat," kata Retno.

Daftar Deputi Kementerian BUMN yang Beralih Jadi Direksi BUMN

Dilansir Kompas.com, kini tinggal tersisa Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro.

Deputi tersebut masih dalam proses peralihan jabatan administrasi.

Sementara sisanya tinggal diumumkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Berikut nama-nama deputi Kementerian BUMN yang beralih menjadi direksi perusahaan BUMN:

1. Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Edwin Hidayat Abdullah menjadi Wadirut Angkasa Pura II

2. Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Hambra menjadi Wadirut Pelindo 2

3. Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Fajar Harry Sampurno menjadi Dirut Barata

4. Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Wahyu Kuncoro menjadi Wadirut Pegadaian

5. Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Aloysius Kiik Ro menjadi Wadirut Danareksa atau Dirut Danareksa Sekuritas

6. Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Gatot Trihargo menjadi Wadirut Bulog

7. Sekretaris Kementerian BUMN Imam Aprianto Putro menjadi Wadirut Pupuk Indonesia

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Kompas.com/Ade Miranti Karunia)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erick Thohir Sapu Bersih Seluruh Eselon I Kementerian BUMN"

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved