Polemik APBD DKI Jakarta
Polemik APBD Jakarta dalam Analogi Ridwan Saidi: Ibarat Pohon Angsana hingga Bangunan Budaya
Ridwan Saidi dalam ILC mengomentari polemik anggaran DKI Jakarta. Diibaratkan pohon angsana dan bangunan budaya yang tidak ada yang ingat.
Dari analogi tersebut, Ridwan kemudian menyampaikan kritikan yang muncul ketika angsana ditebak artinya ada beberapa orang yang membutuhkan angsana.
"Mungkin si pengkritik mengalami gangguan semacam itu. Sehingga dia akan kesulitan kalau angsana itu ditebang," tegasnya.

Ridwan mengatakan dia setuju dengan argumen dari Taufiqurrahman agar amanah Musyawaran Perencanaan Pembangunan (Musremnang) diperhatikan untuk kemudian dijadikan rujukan terkait polemik - polemik yang menjadi perbincangan publik.
"Setuju dengan saudara Taufiq, agar amanah Musrenbang itu dihiraukan, diperhatikan dan dijadikan rujukan. Karena sejauh yang saya ikuti Musrenbang itu dia banyak berbicara soal kebudayan, soal peradaban," jelasnya.
Meski Ridwan kurang memahami sejauh apa hakikat yang didapat dari Musrenbang.
Ridwan Saidi kembali memberikan analogi terkait bangunan kebudayaan.
Dia menyebutkan beberapa bangunan yang menjadi ikon kota.
Baca : FITRA Sebut Anies Baswedan Justru Langgar Pergub jika Tak Unggah Proses Penganggaran
Di antaranya, di Kota Cianjur memiliki dua bangunan purbakala berarsitektur Armenia.
Terletak di Pacet, dan Kota Cianjur.
Pasuruan juga memiliki satu ikon.
Di Jakarta, ada Kota Tua.
Namun, Betawi tidak memiliki seperti Istana Pagar Ruyung.
"Istana Pagar Ruyung kita tidak ada," katanya.
Dia mengutip slogan 'Maju Kotanya, Maju Warganya' yang merupakan slogan Anies Baswedan waktu kampanye pilihan kepala daerah DKI Jakarta.