Menko PMK Wacanakan Wajib Sertifikat Layak Kawin di Seluruh Indonesia Mulai 2020
Salah satu alasan Muhadjir adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan anak khususnya mencegah stunting atau kekurangan gizi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mewacanakan pemberlakuan Sertifikat Lyak Kawin di seluruh wilayah Indonesia mulai 2020 mendatang.
Seperti diketahui baru ada sejumlah wilayah di Indonesia yang mewajibkan calon pasangan suami dan istri memiliki sertifikat layak kawin sebelum menikah seperti Jakarta.
Salah satu alasan Muhadjir adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan anak khususnya mencegah Stunting atau kekurangan gizi.
Baca: Menko PMK: Pemerintah Setujui Dana Abadi Kebudayaan Rp 5 Triliun
“Karena sebetulnya untuk mereka yang akan menikah harus memperhatikan kesehatan reproduksi, dari situ informasi kesehatan anak-anak perlu diberikan seperti mencegah stunting dari generasi penerus bangsa. Kalau bisa tahun 2020 besok,” ujar Muhadjir setelah menjadi pembicara dalam rakornas pemerintah pusat dan Forkopimda di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019).
Muhadjir mengatakan data anak Indonesia penderita stunting masih fluktuatif meskipun sempat menurun dari 30,8 persen ke 27 persen pada tahun 2019 ini.
Baca: Terawan Akan Lobi Muhadjir Effendy dan Sri Mulyani Agar BPJS Kesehatan Kelas III Dapat Subsidi
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu akan melibatkan kementerian agama dan kementerian kesehatan dalam kebijakan tersebut.
“Karena masalah pernikahan ranahnya Kemenag dan masalah kesehatan reproduksi ya Kemenkes. Yang mengurus sertifikat bisa di antara keduanya, tapi lebih condong ke Kemenag karena berkaitan dengan pernikahan, ini sedang kami bahas.”
Baca: KPAI Sarankan Masalah Stunting Jadi Program Strategis Nasional
“Saya juga minta Kemenag untuk pelajari itu serius, dilaksanakan secara baik, dan terlembagakan secara baik. Karena saya tahu sejumlah agama seperti Katolik mensyaratkan hal tersebut secara baik, ada pelatihan menghadapi pernikahan yang baik selama tiga bulan,” pungkas Muhadjir.