Publik Lebih Takut Berbicara Politik di Era Presiden Jokowi? Berikut Hasil Survei LSI
LSI mengatakan jika ada gejala menurunnya indikator kebebasaan sipil salah satunya kebebasan berekspresi di era pemerintahan Presiden Jokowi
"Terkait dengan peristiwa mutahir pilpres kemudian peristiwa demonstrasi dan kekerasan pada 21-22 Mei," ungkapnya.
Djayadi mencontohkan ketakutan tersebut seperti bicara politik yang bisa menyingung lawan politik atau pihak penguasa.
Baca: Update Harga HP Samsung November 2019, di Bawah Rp 5 Jutaan Beserta Spesifikasinya
"Lawan kemudian mengintimidasi atau sebaliknya"
"Bisa juga takut bicara politik itu misalnya dianggap menyinggung pihak penguasa atau pemerintah," katanya.
Juga muncul rasa kekhawatiran soal anggapan diperlakukan semena-mena oleh aparat.
Kehadiran Undang-undang Informasi Transaksi Elektronik (UU ITE) juga Djayadi lihat ikut menyumbang kenaikan angka ketakutan masyarakat berbicara politik.
"Udang-udang cukup keras dilaksanakan. Dengan UU ITE banyak orang sudah ditangkap," ungkap pria berkacamata ini.
Komentar Politisi PDI Perjuangan

Politisi PDI Perjuangan, Andreas Pareira mempertanyakan hasil survei yang dilakukan LSI tersebut.
Menurutnya, harus ada penjelasan lebih lanjut ketakutan masyarakat untuk berbicara politik disebabkan oleh hal apa.
"Ini harus diikuti pertanyaan lanjutan,"
"Apakah mereka takut, atau mereka enggan," ujar Andreas.
Andreas melanjutkan, ada kemungkinan ketakutan masyarakat untuk berbicara politik disebabkan oleh rasa kejenuhan di dalam masyarakat.
Baca: Harga HP Oppo Bulan November 2019, Mulai dari Rp 2 Jutaan Dapat Seri Unggulan, Cek Spesifikasinya