Pemerintah Anggap Radikalisme sebagai Ancaman, Rocky Gerung: Saya Tiap Hari Terpapar Radikalisme
Penangkalan radikalisme dan intoleransi menjadi visi misi presiden dalam lima tahun ke depan. Rocky Gerung membantah akan adanya bahaya ide radikal.
Bagi Rocky, isu radikalisme diangkat karena untuk menutupi keadaan ekonomi yang menurun dari era Presiden SBY.
Hal ini senada dengan Syamsuddin Haris, Peneliti Seior LIPI yang hadir dalam acara tersebut sebelumnya memapaparkan ancaman radikalisme memang nyata dan ada.
Namun, ia berpendapat pemerintah jangan menjadikan radikalisme fokus utama dan seolah-olah sebagai ancaman utama.
"Bagi saya ancaman radikalisme itu sesuatu yang nyata. Ada JAD (Jamaah Ansharut Daulah) yang afiliasi ke ISIS, ada macam-macam, ada pemboman, ada penusukan, dan segala macam," ungkap pria yang dipanggil Haris tersebut.
"Itu sesuatu yang nyata. Cuma jangan pula ini digembar-gemborkan seolah-olah bangsa ini mau hilang atau mau mati akibat radikalisme."
Namun, ia mengimbau agar penanganan radikalisme tidak mendominasi wacana publik.
"Radikalisme dilihat sebagai ancaman itu sah-sah saja, itu suatu yang nyata. Tapi jangan pula mendominasi wacana publik. Seolah-olah si A dipilih untuk mengatasi itu, si B dipilih untuk mengatasi itu," tandasnya.
Pihaknya mengingatkan atas ancaman negara yang sebenarnya adalah ekonomi, persaingan dagang, dan lain sebagainya.
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)