Pemerintah Anggap Radikalisme sebagai Ancaman, Rocky Gerung: Saya Tiap Hari Terpapar Radikalisme
Penangkalan radikalisme dan intoleransi menjadi visi misi presiden dalam lima tahun ke depan. Rocky Gerung membantah akan adanya bahaya ide radikal.
TRIBUNNEWS.COM -Pengamat politik Rocky Gerung menyebut radikalisme bukanlah ancaman di Indonesia.
Bahkan Rocky Gerung mengungkap dirinya terpapar radikalisme setiap hari.
Dilansir Tribunnews.com, hal tersebut diungkapkan Rocky Gerung dalam tayangan 'ROSI' unggahan kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (13/10/2019).
Sebelumnya, Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin memang memprogramkan penangkalan radikalisme dan intoleransi.
Hal ini berawal dari dugaan ada sebagian masyarakat Indonesia yang sudah terpapar ide radikalisme, sehingga akan menghambat jalannya roda pemerintahan.
Masalah penangkalan radikalisme dan intolereansi menjadi salah satu program utama atau visi Jokowi-Ma'ruf yang akan dioperasionalkan pemerintah lima tahun ke depan.
Jokowi juga sempat menyarankan agar istilah radikalisme dapat diganti menjadi istilah manipulator agama.
"Harus ada upaya serius untuk mencegah meluasnya, apa yang sekarang ini banyak disebut, radikalisme. Atau mungkin, apakah ada istilah lain yang bisa kita gunakan? Misalnya manipulator agama," kata Jokowi saat rapat terbatas (ratas) di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Berawal dari hal itu, Rocky Gerung menyebut seluruh kehidupan awal dari Kabinet Indonesia Maju dimulai dengan menebar kecemasan.
"30 persen mahasiswa Indonesia terpapar radikalisme, dosen juga begitu. Jadi, Anda mahasiswa di sini (menunjuk ke audiens studio ROSI) ini mungkin 300 orang, berarti ada 100 orang di sini bawa pisau, bawa bom molotov. Kan itu yang diucapkan," komentar Rocky.
Ia menjelaskan, pemerintah yang menganggap masyarakat terpapar radikalisme, menurutnya adalah ilusi belaka.
Alasannya, di dalam pikiran rezim adalah manifestasi kekerasan, oleh karena itu selalu diperlihatkan bahaya mengenai radikalisme ke masyarakat.
"Kalau cuma terpapar apa bahayanya orang terpapar?" ungkap Rocky dalam dialektikanya.
Rocky juga menolak adanya anggapan bahwa ada kelompok masyarakat, anak-anak muda yang terpapar paham radikalisme berbahaya.
"Saya tiap hari terpapar radikalisme," ujar Rocky.