Sumpah Pemuda
Gus Nabil: Pemuda Indonesia Harus Siap Kolaborasi Sambut Era Society 5.0
Ketua Umum PP Pagar Nusa Nahdlatul Ulama, M Nabil Haroen mengingatkan, pemuda Indonesia harus siap berkolaborasi demi menyambut era society 5.0.
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum PP Pagar Nusa Nahdlatul Ulama, M Nabil Haroen mengingatkan, pemuda Indonesia harus siap berkolaborasi demi menyambut era society 5.0.
Hal ini dikatakan pria yang karib disapa Gus Nabil dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda, Senin (28/10/2019).
"Pemuda Indonesia harus siap dengan teknologi, pengetahuan, dan kolaborasi," kata dia siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Senin (28/10/2019).
Menurut pria yang juga anggota DPR RI ini, momentum bersejarah 28 Oktober 1928 bisa menjadi pembangkit semangat para pemuda.
Keragaman etnik, bahasa, budaya dan agama dari pemuda-pemuda Indonesia bisa menjadi kekuatan besar jika bersatu dan berkolaborasi.
Baca: Jokowi-Maruf jadi Presiden-Wapres, Nabil Haroen Ingatkan Soal Ancaman Resesi Global dan Radikalisme
Baca: Anggota DPR RI Dari PDIP, Gus Nabil Wujudkan Silaturrahmi Nasionalis Dan Santri ke Pesantren

"Untuk masa sekarang, persatuan, kebersamaan dan kolaborasi ini penting untuk disegarkan kembali," katanya.
Pemuda Indonesia, lanjutnya, bisa menjadi penggerak untuk masa kini dan mendatang.
Hal ini dapat terjadi jika para pemuda saling bekerjasama, bersatu, serta membangkitkan energi kreatif secara berkesinambungan.
Gus Nabil mengungkapkan, saat ini, pemuda adalah pemimpin masa kini dan mendatang.
Oleh karenanya, pepatah lama yang mengatakan pemuda adalah pemimpin masa mendatang perlu disegarkan dan dikontekstualkan.
Baca: Gus Nabil Imbau Pendekar Pagar Nusa Solid dan Satu Komando Kawal Demokrasi
Baca: Ratusan Pelukis Ramaikan Indonesia Painting Contest 2019, Gus Nabil Minta Kekayaan Indonesia Dijaga
"Saat ini, pemuda merupakan pemimpin bagi dirinya, komunitasnya, lingkungannya. Kesadaran sosial-politis bagi pemuda ini penting untuk Indonesia masa kini dan mendatang," tuturnya.
Selain itu, pemuda merupakan potensi besar sumber daya manusia.
Dalam beberapa tahun mendatang, Indonesia akan surplus pemuda.
Artinya, pemuda usia produktif akan berlimpah dengan potensi sumber daya dan kreativitas yang besar.
Ini jadi peluang untuk meningkatkan kualitas sumber daya dengan terus mengasah lewat pendidikan dan keterampilan, yang terkoneksi dengan pengetahuan, Artificial Intelligence, dan perkembangan inovasi teknologi.
Pemuda Indonesia, sambung Gus Nabil, juga harus menjadi penggerak (muharrik).
Ia pun mengajak pemuda-pemudi Indonesia untuk terus berpikir kreatif, berinovasi, meningkatkan produktivitas dan kapasitas personal maupun komunitas.
"Mari bersama-sama bergerak maju untuk menjadi pemuda global, dengan kompetensi dan kompetisi di level internasional," katanya.
Meski demikian, pemuda Indonesia harus tetap sadar budaya dan punya akar kultural.
Penting bagi pemuda Indonesia untuk tetap punya akar, punya tautan dengan budaya asal.
"Ini yang menandai identitas kita sebagai pemuda Indonesia. Jaringan dan jangkauan harus di level internasional, tapi akar budaya dan tradisi haruslah tetap kuat," katanya.
Oleh karenany, dalam menyambut era society 5.0, pemuda harus kuat dalam skill, teknologi, pengetahuan, sekaligus kecerdasan moral dan spiritual.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)