Sabtu, 4 Oktober 2025

Kabinet Jokowi

Erick Thohir Singgung yang 'Berkeringat' di Pilpres, Adian Napitupulu: Di Ruang AC Juga Keringatan

Najwa Shihab kembali menyinggung statment Erick Thohir di Mata Najwa, Rabu (23/10/2019).

Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews.com/ Gita Irawan
Politikus PDIP sekaligus Aktivis 98 Adian Napitupulu usai menghadiri Diskusi Publik bertajuk KPK MAU DIBAWA KEMANA: Perlukah Presiden Mengeluarkan Perppu UU KPK? di Auditorium Lantai VIII Kampus Merah Putih Universitas Tujuh Belas Agustus 1945, Jakarta Utara pada Jumat, (11/10/2019). 

Menurut Adian Napitupulu Kabinet Indonesia Maju saat ini mungkin susunan terbaik untuk kondisi saat ini.

"Usma Hamid pasti ada saja yang menolak, pertama kabinet jauh dari kesempurnaan tapi untuk situasi saat ini itu terbaik," kata Adian Napitupulu.

situasi lain mungkin ini tidak tepat, sistuasi sekarang mungbkini ini tepat, jangan kita

Ketua DPP PKS Aboe Bakar Al-Habsyi yang sebelumnya memberi nilai Kabinet Indonesia Maju sebesar 5,5 mengatakan sejak awal dipilih sudah ada isyarat tak bagus dari masyarakat.

"Pasar stimulannya tidak terlalu bagus, itu isyarat umum, market ada suatu yang jadi penilaian," kata Aboe Bakar Al-Habsyi.

Beralih ke Arief Poyuono, Najwa Shihab langsung menyebut Arief Poyuono kini lebih cebong dari cebong.

DPP PKS Aboe Bakar (kiri) saat di Mata Najwa, Rabu (8/8/2018) malam, AHY dan Prabowo (kanan)
DPP PKS Aboe Bakar (kiri) saat di Mata Najwa, Rabu (8/8/2018) malam, AHY dan Prabowo (kanan) (Youtube, Instagram/kolase)

Pasalnya kini Arief Poyuono sudah sangat jarang sekali mengkritik Jokwoi.

"Anda lebih cebong dari cebong, karena sudah jarajng sekali mengkritik Jokowi," kata Najwa Shihab ke Arief Poyuono.

"Mengkritik itu kan bagus bukan berarti menjatuhkan atau justru negartif, " tambah Arief Poyuono.

Bahkan Arief Poyuono memberi nilai Kabinet Indonesia Maju sebesar 99 persen.

"Berarti betul lebih cebong dari cebong," kata Najwa Shihab.

Arief Poyuono menjelaskan cara Jokowi memilih menteri cukup bagus.

"Pemilihan menterinya ini unik, Jokowi melibatkan masyarakat," kata Arief Poyuono.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mendatangi kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/8/2019). (KOMPAS.com/Ihsanuddin)
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mendatangi kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/8/2019). (KOMPAS.com/Ihsanuddin) (Kompas.com)

Namun sayangnya, menurut Arief Poyuono, Jokowi mestinya mendengarkan juga netizen.

"Misalnya manggil menteri ada di medsos, sayangnya harusnya Jokowi memonitor medsos ada tokoh yang dipanggil harus gagal panggil lagi, kaya misal bu Tetty dipanggil mungkin karena ada kasus di KPK, prosesnya pemanggilan menteri ini sudah melibatkan masyarakat, ada kekurangan dalam penyaringan harusnya disaring mendengar juga kata netizen," kata Arief Poyuono.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved