Prakiraan Cuaca
Peringatan Dini BMKG: Hujan Lebat dan Angin Kencang di Sejumlah Wilayah, Termasuk Jakarta dan Jabar
Simak informasi peringatan dini BMKG terkait sejumlah wilayah dilanda hujan petir dan angin kencang besok Rabu (23/10/2019)
Simak informasi peringatan dini BMKG terkait sejumlah wilayah dilanda hujan petir dan angin kencang besok Rabu (23/10/2019).
TRIBUNNEWS.COM - Simak informasi peringatan dini BMKG terkait sejumlah wilayah dilanda hujan petir dan angin kencang besok Rabu (23/10/2019).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini di sejumlah provinsi di Indonesia besok, Rabu 20 Oktober 2019.
Informasi peringatan dini ini dibagikan melalui situs resmi BMKG, bmkg.go.id.
Beberapa wilayah sudah dilanda hujan petir dan angin kencang tanda musim pancaroba (perubahan musim) sudah terjadi.
Beberapa wilayah lain masih berpotensi gelombang tinggi dan waspada kebakaran lahan hingga berpotensi timbul asap.
Baca: Kenapa Udara Terasa Panas dan Terik saat Siang Hari? Simak Penjelasan BMKG Berikut Ini
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota Besok, Rabu 23 Oktober 2019: Yogyakarta Diprediksi Cerah Sepanjang Hari
Berikut Tribunnews.com himpun peringatan dini BMKG untuk besok, Rabu 20 Oktober 2019 dikutip dari situs resmi bmkg.go.id :
Wilayah berpotensi hujan ringan/ sedang hingga lebat disertai petir :
1. Aceh
- Pidie Jaya
- Aceh Barat Daya
- Aceh Tamiang
- Aceh Tengah
- Banda Aceh
- Aceh Barat
- Aceh Jaya
- Nagan Raya
2. Kalimantan Utara
- Sungai Boh
- Pujungan
- Krayan
- Krayan Selatan
- Kayan Hilir dan sekitarnya
Wilayah berpotensi angin kencang :
1. Bali
2. Banten
- Kabupaten Pandeglang bagian barat dan selatan
- Kabupaten Lebak bagian selatan
3. DKI Jakarta
- Jakarta Utara
4. Jawa Barat (siang hingga malam hari)
5. Kalimantan Tengah
6. Nusa Tenggara Timur
7. Sulawesi Selatan
Wilayah berpotensi gelombang tinggi :
1. Bali capai dua meter atau lebih
- Selat Bali bagian selatan
- Selat Badung
- Selat Lombok bagian selatan
- Samudera Hindia selatan Bali
2. Banten
- Selat Sunda bagian selatan
- Perairan selatan Banten
- Samudera Hindia bagian selatan
3. Kalimantan Tengah berkisar anatara 1,25 hingga 2,5 meter
- Perairan selatan Kalimantan Tengah
4. Nusa Tenggara Timur
5. Sulawesi Selatan capai 1,25 hingga 2,5 meter
- Selat Makassar bagian selatan
- Perairan Spermonde Makassar bagian barat
- Peraran Kepulauan Selayar
- Perairan Sabalana
- Teluk Bone bagian selatan
- Laut Flores bagian timur
Wilayah berpotensi kebakaran hutan atau lahan hingga berpotensi asap :
1. Kalimantan Selatan
2. Kalimantan Tengah
3. Nusa Tenggara Timur
4. Sumatera Selatan
- Ogan Komering Ilir
- Ogan Komering Ulu Timur
- Ogan Ilir
- Muara ENim
- Panukal Abab Lematang Ilir
- Banyuasin
- Musi Banyuasin
Baca: BMKG Pastikan Gempa 5,5 SR di Tuapejat Sumbar Tak Berpotensi Tsunami
CUACA PANAS SATU MINGGU KE DEPAN
Akhir-akhir ini, suhu udara di sebagian wilayah Indonesia terasa panas.
Terkait hal tersebut, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin, memberikan penjelasan.
Diketahui suhu udara panas dominan terjadi di wilayah Indonesia bagian selatan, seperti Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan lainnya.
Melalui keterangan tertulis yang diterima Tribunnews via aplikasi pesan WhatsApp, Senin (21/10/2019), Miming menjelaskan mengapa suhu udara saat siang hari terasa terik.
Sejak Sabtu (19/10/2019), BMKG telah mencatat suhu udara maksimum bisa mencapai 37 derajat Celcius.
Sementara pada Minggu (20/10/2019), tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi mencatat suhu maksimum tertinggi, yaitu:
1. 38,8 derajat Celcius di Stasiun Meteorologi Hasanuddin, Makassar
2. 38,3 derajat Celcius di Stasiun Klimatologi Maros
3. 37,8 derajat Celcius di Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera
Tak hanya itu, stasiun-stasiun meteorologi di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara mencatat suhu udara panas maksimum terukur berkisar di angka 35-36,5 derajat Celcius pada periode 19 hingga 20 Oktober 2019.
Lebih lanjut, Miming mengungkapkan suhu udara panas erat kaitannya dengan fenomena gerak semu matahari.
"Seperti yang kita ketahui pada bulan September, matahari berada di sekitar wilayah khatulistiwa dan akan terus bergerak ke belahan bumi selatan hingga bulan Desember."
"Sehingga pada bulan Oktober ini, posisi semu matahari akan berada di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan," terangnya dalam keterangan tertulis.
Lebih lanjut, Miming menjelaskan kondisi tersebut menyebabkan radiasi matahari di wilayah tersebut menjadi lebih banyak.
Sehingga menyebabkan suhu udara saat siang hari terasa panas dan terik.
Tak hanya itu, kondisi atmosfer di wilayah selatan Indonesia relatif kering.
Sehingga menghambat pertumbuhan awan yang bisa berfungsi menghalangi panas matahari.
"Minimnya tutupan awan ini akan mendukung pemanasan permukaan yang kemudian berdampak pada meningkatnya suhu udara," ujar Miming.
Kondisi ini diperkirakan masih akan terjadi selama satu satu minggu.
Karena itu, Miming mengimbau masyarakat yang terdampak cuaca panas agar minum air putih cukup untuk menghindari dehidrasi.
Juga mengenakan pakaian yang melindungi kulit saat beraktivitas di luar ruangan.
"Waspadai (juga) aktivitas yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki potensi tinggi karhutla," tandas dia.
(Tribunnews.com/ Siti Nurjannah Wulandari/ Pravitri Retno W)