Jika Nadiem, Erick dan Wishnutama Masuk Kabinet, Digital dan Industri Bisa Saling Support
3 nama yakni Erick Thohir, Nadiem Makarim dan Wishnutama disebut akan membawa 'angin segar' dalam pertumbuhan sektor ekonomi digital.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti INDEF Bhima Yudhistira menyoroti nama-nama yang dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengisi kursi menteri dalam kabinet pemerintahannya di periode kedua.
3 nama yakni Erick Thohir, Nadiem Makarim dan Wishnutama disebut akan membawa 'angin segar' dalam pertumbuhan sektor ekonomi digital.
Apalagi penggunaan teknologi digital juga telah menyasar sektor pertanian dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Pengembangan ekonomi digital seperti e-commerce dan fintech yang lebih meluas dan menyasar hingga ke sektor lainnya diyakini mampu meningkatkan perekonomian Indonesia.
Baca: Janji Jokowi Periode ke-2 Kabar Buruk PNS?Ini Tunjangan dan Jabatan Dipangkas, 430ribu PNS Terdampak
Baca: Awal Musim Hujan di Indonesia Terlambat, BMKG Imbau Masyarakat Siapkan Cadangan Air
Baca: Ekspor Skutik Favorit Honda BeAT Catat Capaian Positif, Melonjak hingga 43 Persen
Baca: New Honda Jazz Kembali Membuat Penampilan Dini Menjelang Debut di Tokyo Motor Show 2019
"Sebenarnya sektor digital seperti e-commerce, fintech kan supporting dari industri dan pertanian, jadi paralel pengembangannya," ujar Bhima, dalam pesan singkatnya kepada Tribunnews, Senin (21/10/2019).
Saat ini pertumbuhan e-commerce dan fintech di Indonesia memang bergerak sangat positif.
E-commerce dan fintech memiliki peranan yang saling melengkapi dari segi pendanaan dan proses cepat dalam pasokan di sektor manufaktur.
Oleh karena itu, keberadaan menteri yang paham industri ekonomi digital sangat diperlukan untuk bisa meningkatkan peluang investasi.
"Misalnya e-commerce didorong untuk memutus rantai pasok yang panjang di sektor manufaktur, pendanaan untuk usaha pertanian bisa dari fintech, jadi tidak jalan sendiri-sendiri, kolaborasi digital dan industri diperlukan," kata Bhima.

Nama Nadiem, Erick dan Wishnutama, kata dia, tentunya mewakili kepentingan para investor dan ini bisa menjadi pertimbangan para pelaku pasar dalam berinvestasi di Indonesia.
"Sebagian mewakili kepentingan dunia dan investor usaha, khususnya di bidang ekonomi digital, tapi nama lama seperti Airlangga lebih kental nuansa politisnya dibandingkan alasan profesionalitas," pungkas Bhima.
Bhima menilai momen pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tidak terlalu berpengaruh terhadap keputusan investor dalam melakukan net buy.
Karena dalam sepekan terakhir jelang pelantikan Jokowi-Ma'ruf, investor asing mencatatkan jual bersih (nett sells) di pasar saham sebesar Rp 1,01 triliun.
Saat ini para investor asing pun lebih memilih menunggu momen Jokowi mengumumkan susunan kabinetnya, khususnya yang masuk dalam 'tim ekonomi'.