Menkopolhukam Wiranto Diserang
Ramai Anggota TNI Dicopot karena Istri Nyinyir Wiranto, Menhan Sebut Sudah Risiko: Semua Ada Aturan
Menhan menyebut anggota TNI yang dicopot karena unggahan istri nyinyir Wiranto adalah risiko; Semua ada aturan.
TRIBUNNEWS.COM - Soal anggota TNI yang dicopot dari jabatannya karena ulah istri nyinyir Wiranto, hal tersebut dinilai Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, sudah risiko.
Diketahui, akhir-akhir ini ramai pemberitaan mengenai beberapa istri anggota TNI nyinyir terkait penusukan yang dialami Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).
Ulah para istri tersebut kemudian berdampak pada suami yang harus dicopot dari jabatannya.
Seperti yang terjadi pada Mantan Komanda Distrik Militer 1417 Kendar, Kolonel Kaveleri Hendi Suhendi.
Dirangkum Tribunnews dari Kompas.com, berikut berita terbaru mengenai anggota TNI dicopot dari jabatan karena ulah istri nyinyir Wiranto:
Baca: Istri Nyinyir Wiranto hingga Suami Dicopot dari Jabatan, Hendi: Saya Prajurit Setia
Baca: Dikaitkan dengan Kasus Istri TNI Nyinyir soal Wiranto, Istri Jenderal TNI Bintang 3 Ini Jadi Sorotan
1. Menhan: Itu kan risiko

Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengatakan apa yang dialami para anggota TNI akibat ulah istri adalah risiko.
"Itu kan risiko," ujar Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/10/2019), sebagaimana dilansir Kompas.com.
Menurut Ryamizard, seorang anggota TNI harus bisa mengontrol perbuatan keluarganya.
Lebih lanjut Ryamizard menuturkan, jika ada keluarga anggota TNI yang tidak bersimpati terhadap Wiranto pasca-penusukan terjadi, itu adalah sebuah pelanggaran.
Ia pun menjelaskan jika pencopotan anggota TNI karena ulah istri sudah diatur dalam disiplin tentara.
Meski begitu, Ryamizard tidak menyebutkan secara detail mengenai aturan yang dimaksud.
"Itu kan risiko, artinya dia tidak bisa mengendalikan istrinya."
"Istri itu kan harus dinasihati segala macam," tegas Ryamizard.
Baca: Fakta Dibalik 3 Anggota TNI Dicopot Akibat Ulah Istri, Sikap Keluarga Jatuhkan Kehormatan Prajurit
Baca: Cerita di Balik Tiga Anggota TNI Dicopot dan Ditahan gara-gara Unggahan Istri di Medsos soal Wiranto
"Ada aturan disiplin tentara, kemudian di situ ada kode etik."
"Ada semuanya, bukan enggak ada. Semua ada aturan," imbuhnya.
2. FS akui kesalahan

Istri Peltu YNS, FS, mengakui kesalahannya yang telah mengunggah konten negatif mengenai terkait penusukan Wiranto.
Dikutip dari Kompas.com, hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma TNI Fajar Adriyanto, pada Senin.
"Istri (Peltu YNS) sudah mengakui bahwa dia dengan penuh kesadaran memang mengunggah konten itu, meng-upload tulisannya memang," terang Fajar.
"Dia (FS) menyatakan, saya merasa bersalah dan tidak akan mengulanginya kembali," tambahnya.
Fajar kemudian menegaskan FS tetap harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum meski telah mengakui kesalahan.
"Itu urusannya polisi, kita enggak tahu sampai sejauh mana dia mengunggah ujaran itu, sejauh mana keterlibatannya."
"Itu urusan polisi, ada hukumnya tersendiri, kan UU ITE itu," tutur dia.
Baca: Ramai Istri TNI Nyinyir di Medsos, Postingan Bella Saphira yang Bersuamikan Abdi Negara Jadi Sorotan
Baca: Viral Video Anggota TNI Menangis Cium Kaki Ibunya, sang Ibu Menangis dan Terharu
Peltu YNS sendiri telah dicopot dari jabatannya sebagai Bintara Penyidik di Lanud Muljono Surabaya, Jawa Timur sebagai bentuk tanggung jawab terhadap unggahan sang istri.
YNS juga dikenakan sanksi disiplin militer, yakni kurungan fisik selama 14 hari.
Ia dinilai melanggar Undang-undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer.
3. Suami Irma Zulkifli Nasution, Hendi: Saya prajurit setia

Mantan Komando Distrik Militer 1417 Kendari, Kolonel Kaveleri Hendi Suhendi, dicopot dari jabatannya setelah sang istri, Irma Zulkfili Nasution, nyinyir terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.
Tak hanya itu, Hendi juga harus menjalani masa penahanan selama 14 hari.
Pencopotan jabatan Hendi dilakukan melalui upacara serah terima jabatam (sertijab) yang dipimpin Komandan Korem 143/Ho Kendari, Kolonel Inf Yustnus Nono Yulianto di Aula Sudirman Markas Komando Resor Militer Kendari pada Sabtu (12/10/2019) kemarin.
Mengutip Kompas.com, Hendi pun mengaku menerima apapun keputusan pimpinan dan siap menjalankan hukuman.
"Saya terima, jadikan pelajaran, saya terima salah."
"Apa pun keputusan dari pimpinan saya terima, dan memang itu mungkin pelajaran bagi kita semua," kata Hendi usai upacara sertijab.
Baca: Satu Lagi Istri TNI Nyinyiri Wiranto, Anggota Kodim 0707/Wonosobo Kopda BD Terancam Ditahan 14 Hari
Baca: Fakta Andika Perkasa, Jenderal TNI yang Tindak Tegas Prajuritnya, Lulusan Harvard, Ini Kelebihannya
"Ambil hikmah buat kita semua," tambah dia.
Lebih lanjut, Hendi Suhendi mengungkapkan dirinya adalah prajurit setia dan hormat pada keputusan pimpinan.
Maka dari itu, Hendi mengatakan ia dan keluarga ikhlas menerima keputusan yang dijatuhkan padanya.
"Saya prajurit yang setia dan hormat keputusan pimpinan."
"Saya dan keluarga ikhlas menerima keputusan komandan," ungkap Hendi Suhendi didampingi istrinya, sebagaimana dilansir Kompas.com.
"Sekali lagi saya mau katakan bahwa saya prajurit setia dan kesatria yang dididik bertanggungjawab dan patuh pada perintah komando," tegasnya.
4. Tanggapan pengamat

Pengamat Sosial, Drajat Tri Kartono, menilai anggota TNI dicopot karena ulah istri nyinyir Wiranto tidak bisa digeneralisirkan untuk menggambarkan kondisi batiniah TNI secara utuh.
Pasalnya, menurut Drajat, hal tersebut hanya dilakukan beberapa orang.
“Karena itu kan hanya beberapa orang, tidak mewakili sebuah korps kumpulan ibu-ibu tentara,” jelas Drajat saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (12/10/2019) petang.
Ia menyebutkan tindakan tersebut dilakukan atas dasar emosi seorang perempuan yang kemudian menular ke perempuan lain.
Drajat berpendapat, istri para anggota TNI ini sesungguhnya paham akan risiko atas perbuatannya.
Namun, karena ada faktor emosi, maka rasionalitaspun sulit menang.
“Pasti, menurut saya paham, ada juga yang istri perwira kok."
"Paham sekali mereka, langsung menyerang pimpinan tertinggi, Wiranto, seperti itu pasti mereka paham sekali,” ungkap Drajat.
“Hanya memang kan ini masalah emosi, tidak bisa dirasionalisasi."
"Kalau urusan emosi itu rasionalnya bisa dikalahkan."
"Kemudian mereka merasa mewakili sebuah keterampasan emosi itu,” tandas dia.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Ihsanuddin/Devina Halim/Kiki Andi Pati/Luthfia Ayu Azanella)